Produksi Pesawat Militer & Komponen Helikopter, PTDI Bekerja Sama dengan Airbus

Lusita Amelia . September 09, 2022

foto: KOMPAS/Kristianto Purnomo

Teknologi.id - Perkembangan teknologi di bidang transportasi terus mengalami peningkatan dan pemuktahiran. Khususnya transportasi seperti pesawat, helikopter, jet, dan sebagainya selalu mengalami perkembangan untuk peningkatan kualitas dan tentu saja keamanan. Hampir seluruh negara berlomba-lomba memproduksi transportasi udara yang terbarukan dan dapat digunakan oleh negara-negara yang lain juga. Begitu pula dengan Indonesia yang baru-baru ini bekerja sama dengan perusahaan Airbus. PT Dirgantara Indonesia atau biasa dikenal dengan PTDI menandatangani perjanjian kerja sama dengan Airbus. Kerja sama kedua perusahaan ini bertujuan untuk produksi transportasi udara, khususnya helikopter dan pesawat militer. Simak artikel di bawah ini untuk informasi lebih lanjut!

foto: Natania Longdong/VIVA 

Kerja sama yang dilaksanakan di acara G20 Development Working Group di Blitung ini fokus pada produksi komponen aerostruktur helikopter dan pesawat militer PTDI. Dalam penandatanganan perjanjian tersebut, pihak Airbus diwakili oleh Johan Pelissier, Kepada Airbus Defence and Space Asia Pasifik dan Vincent Dubrule yang merupakan kepada bagian khusus helikopter. Sementara itu, pihak PTDI diwakilkan oleh Gita Amperiawan, Direktur Utama PTDI. Penandatanganan kerja sama tersebut disaksikan langsung oleh Menteri PPN (Perencanaan Pembangunan Nasional), Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. Selain itu, Menteri Negara Pembangunan dan Kemitraan Internasional Prancis, Chrysoula Zacharopoulou, juga turut hadir dalam acara tersebut.

Dilansir dari CNBC, Suharso menyatakan bahwa "Saya menyambut kerja sama antara PTDI dan Airbus ini sebagai tanda ekspansi kapasitas dalam kerangka kolaborasi global. Nota kesepahaman ini diharapkan dapat lebih memajukan kerja sama kedua perusahaan, sekaligus meningkatkan partisipasi industri kedirgantaraan Indonesia dalam rantai nilai industri kedirgantaraan global. Kami berharap hal ini juga akan memicu kolaborasi baru di masa depan." Besar harapannya untuk kedua perusahaan tersebut agar tetap terjalin kerja sama yang harmonis dan membangun satu sama lain. 

Hasil yang akan dicapai dari kerja sama ini adalah Airbus mendukung PTDI di bidang yang berkaitan dengan perencanaan sumber daya dan jadwal, serta dukungan teknis dan manajemen. Pengembangan peta jalan strategis yang mengedepankan daya saing masing-masing dan dukungannya untuk ekosistem penerbangan di Indonesia. Hal ini diperlukan untuk pemajuan dunia transportasi udara di Indonesia agar semakin berkembang. Dilansir dari Kompas, Gita Amperiawan mengatakan bahwa “Dengan menggabungkan kompetensi industri masing-masing, kami yakin MoU ini akan mempertahankan dan memperkuat kerja sama strategis PTDI dan Airbus yang telah terjalin sejak lama." Jalninan kerja sama antara perusahaan Airbus dan PTDI telah berlangsung sejak tahun 1976. Pada saat itu kerja sama dilaksanakan untuk memproduksi pesawat taktis NC212 dan helikopter NBO-105.

Baca juga: God of War: Ragnarok Pamerkan Mekanik Tempur Terbaru

Nilai bisnis kerja sama PT DI yang diestimasikan diperoleh ini mencapai 500 juta Dollar AS atau setara dengan Rp7,46 triliun untuk 10 tahun ke depan. Nominal ini diungkapkan secara langsung oleh Gita Amperiawan dalam acara di Belitung tersebut. Dilansir dari CNN Indonesia, CEO PT DI tersebut berharap dapat meningkatkan perannya dalam mengembangkan ekosistem industri dalam negeri melalui kerja sama tersebut. Pengembangan ekosistem ini diwujudkan melalui produksi pesawat N219. Nantinya, PT DI menargetkan peningkatan kontribusi dalam upaya memperluas konektivitas serta aksesibilitas. Kemudahan akses baik antara kota besar dan kecil maupun antar kota kecil. 

Pesawat N219 ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan operasi di wiliyah dengan elevasi tinggi, takeoff and landing pada landasan pendek, waktu operasi bandara yang singkat, cuaca yang sulit diprediksi, fasilitas bandara terbatas, dan wilayah dengan kondisi geografis di pegunungan yang selama ini sulit dijangkau. Hal ini berkaitan dengan kontur Indonesia yang sangat beragam sehingga diperlukan penyesuaian jenis kualitas transportasi agar penumpang tetap nyaman dan aman.

Harapannya juga nanti produksi pesawat N219 dapat menembus pasar internasional. PT DI sudah menargetkan pasar untuk penjualan produksi pesawat tersebut ke luar negeri, salah satunya adalah Turki. "N219 sedang dalam penjajakan dengan Turki. Turki juga senang dengan N219, khususnya misalnya bisa tidak untuk pemadam kebakaran," tutur Gita yang dilansir dari CNN Indonesia. Selain Turki, Afrika Selatan juga disebut tertarik dengan N219. Namun, sejauh ini PT DI masih fokus untuk pengembangan di dalam negeri terlebih dahulu. 

(LA) 


Share :