Terobosan Jakarta Film Week 2024: Tayangkan Film Produksi AI dari Berbagai Negara

Afanin Hazimah . October 25, 2024

Jakarta Film Week 2024
Foto: jakartafilmweek.com

Teknologi.id - Hadir dengan terobosan baru, Jakarta Film Week 2024 menggelar festival film ini dengan menambahkan konsep penayangan film-film berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Semua film hasil produksi AI yang ditayangkan ini juga telah terdaftar pada program Cinema In AI. Film-film tersebut berasal dari berbagai negara di dunia, seperti Prancis, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan tidak tertinggal juga Indonesia. 

Jakarta Film Week 2024 merupakan sebuah festival film yang diselenggarakan di Jakarta, Indonesia. Tujuan dari festival film ini adalah sebagai bentuk perayaan karya sinematik dari para pembuat film lokal dan internasional. Acara ini biasanya meliputi pemutaran film, diskusi panel, lokakarya, dan peluang membangun jaringan bagi para profesional maupun penggemar film. Festival ini menjadi sebuah wadah yang dimanfaatkan untuk menampilkan film-film baru, mendorong kolaborasi, dan merayakan keberagaman dalam dunia perfilman. 

Jakarta Film Week diselenggarakan pada tanggal 23 - 27 Oktober dengan turut menayangkan berbagai film hasil produksi AI dalam rangkaian acaranya. Berikut 5 rekomendasi film produksi AI yang ditayangkan pada Jakarta Film Week 2024.

1. Perjalanan Waktu TVRI (2024)

Foto: Youtube Motulz Anto

Rekomendasi film AI Jakarta Film Week 2024 adalah film dari Indonesia. Film Perjalanan Waktu TVRI merupakan film Indonesia hasil produksi AI atau kecerdasan buatan. Film ini berdurasi 27 menit dan disutradarai oleh Motulz Anto. Dengan memanfaatkan generative AI, film ini sebagai sketsa sejarah yang ilustratif mengenai perjalanan TVRI, stasiun televisi milik pemerintah Indonesia. Sebelumnya, film ini ditayangkan pertama kali pada ulang tahun ke-62 tahun TVRI, 24 Agustus 2024 di @TVRINasional.

Dalam film ini, penonton disajikan dengan kisah perjalanan TVRI yang bertahan di berbagai rezim pemerintahan Indonesia. Mulai dari situasi reformasi 1988 hingga kehidupan serba digitalisasi di zaman sekarang. Rangkaian peristiwa dan tokoh sejarah menjadi informasi dan pengetahuan tambahan yang dapat diketahui oleh penonton.

Baca juga: OpenAI ingin SORA Digunakan untuk Bikin Film Hollywood, Akankah Jadi Kenyataan?

2. Under The Sign of The Moon (2024)

Foto: IDN Times

Film berikutnya yang ditayangkan pada Jakarta Film Week 2024 adalah film pendek asal Korea Selatan yang berjudul Under the Sign of the Moon. Film ini disutradarai oleh Park Seong Woon dan memanfaatkan teknologi AI dalam proses produksinya. Film bergenre fantasi dengan tema futuristik ini didukung oleh teknologi AI agar terlihat lebih nyata. 

Film Under the Sign of the Moon diadaptasi dari cerita dongeng Korea Selatan yang berjudul Gyeonu and Jiknyeo. Film ini menggambarkan bagaimana cinta tidak akan pernah berubah, sekalipun dunia mengalami perubahan. Ibaratkan bulan, film ini menunjukkan bahwa cinta akan selalu membesar dan mengecil.

3. Where Do Grandmas Go When They Got Lost? (2024)

Foto: kff.tw

Film produksi AI lainnya yang ditayangkan pada JFW adalah film yang berjudul Where Do Grandmas Go When They Got Lost?. Film pendek yang hanya berdurasi 2 menit ini disutradarai oleh Leo Cannone, filmmaker Prancis. Ia memanfaatkan teknologi AI untuk menciptakan imajinasi baru dalam memproduksi film sehingga menghasilkan film fantasi ini.

Film ini mengisahkan premis yang sederhana. Dengan menggunakan sudut pandang dan rasa penasaran anak-anak tentang ke mana nenek mereka pergi jika tersesat. Film ini menyajikan cerita dengan fantasi yang menyenangkan dan mendatangkan rasa haru kepada para penonton. 

4. Snowfall (2024)

Foto: IDN Times

Film lainnya yang ditayangkan juga ada yang bergenre horor, seperti film Snowfall. Sutradara film Snowfall, Junwon Bae, menciptakan film berdurasi 14 menit ini dengan menggabungkan teknologi AI dengan film tradisional. Bercerita tentang tragedi Yuko, saat tubuhnya tertimbun di bawah pegunungan bersalju pada tahun 1999. Yuko tidak kunjung kembali sehingga membuat Soyo terus menunggu kedatangannya. Kehilangan dan perenungan Soyo atas Yuko, semakin terasa saat menjelajahi salju sehingga mendatangkan perasaan duka, sedih, dan keheningan yang mendalam. 

5. Mic Mac at Cirque du Freak (2024)

Foto: Youtube LeMoon Synthography

Kolaborasi dua seniman AI di Ethereal Gwirl and LeMoon, Dina Lockamy dan Melody Bossan, menghasilan film pendek berbasis AI yang berjudul Mic Mac at Cirque du Freak. Mereka memanfaatkan teknologi AI untuk menciptakan film fantasi tentang perempuan sirkus bernama Kingston. Karakter Kingston, dikenal licik bagai ular, kompleks, angkuh,tetapi disayang oleh penggemarnya. Kingston tidak dapat menyadari kesalahannya, malah diasingkan oleh delusinya sendiri.

Film-film hasil produksi AI yang ditayangkan di Jakarta Film Week 2024 berasal dari berbagai negara di dunia dan beberapa di antaranya ada yang telah rilis sejak beberapa tahun lalu. Penayangan film produksi AI di Jakarta Film Week 2024 ini dianggap sebagai gebrakan baru dan penanda bahwa teknologi AI kini juga  sudah menyentuh industri perfilman. 

Baca juga artikel lainnya di Google News


author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar