Teknologi.id - Microsoft telah memperbarui ketentuan layanan perusahannya terkait penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti Copilot.
Perubahan ini menegaskan bahwa layanan AI tidak boleh digunakan sebagai pengganti peran profesional manusia, terutama dalam memberikan rekomendasi atau saran tertentu.
Langkah ini mencerminkan tanggung jawab yang diemban Microsoft dalam menghadapi kemajuan teknologi yang terus berkembang, sekaligus menghindari potensi penyalahgunaan AI.
Baca juga: Anti Copy Paste, Begini Cara Kunci Dokumen PDF
Kebijakan Baru: AI Bukan Pengganti Profesional
Dalam kebijakan terbarunya, Mircosoft menegaskan bahwa layanan AI yang mereka tawarkan tidak dimaksudkan untuk menggantikan saran profesional. "Layanan AI tidak dirancang, ditujukan, atau dimanfaatkan sebagai pengganti saran profesional," demikian bunyi penggalan kebijakan tersebut.
Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen Microsoft untuk menjaga integritas dan peran penting yang dimainkan oleh para profesional di berbagai bidang, seperti medis, hukum, dan konsultasi.
Contoh spesifik dari implementasi kebijakan ini dapat dilihat dari penggunaan bot AI di industri kesehatan, yakni Health Bots. Bot ini dirancang untuk membantu organisasi layanan kesehatan dalam membuat dan menyebarkan asisten kesehatan virtual yang didukung AI..
Namun, Microsoft menegaskan bahwa Health Bots bukanlah perangat medis dan hanya ditujukan untuk tujuan kebugaran dan kesehatan, bukan untuk diagnosis atau pengobatan penyakit.
"Health Bots yang mungkin mencakup rencana tindakan, wawasan, pengingat, dan fitur lainnya, bukanlah perangkat medis dan hanya ditujukan untuk tujuan kebugaran dan kesehatan, dengan progran yang dikeluarkan oleh penyedia layanan kesehatan," tulis Microsoft dalam Ketentuan Layanan Perusahaan.
Dengan kata lain, bot AI ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan peran dokter atau tenaga medis profesional lainnya.
Perlindungan Terhadap Penyalahgunaan AI
Kebijakan baru Microsoft ini dirancang untuk mencegah penyalahgunaan AI yang dapat merugikan pengguna. Salah satu poin penting dalam kebijakan ini adalah larangan penggunaan layanan AI untuk melatih layanan AI lainnya.
Microsoft secara tegas melarang pengguna untuk menggunakan layanan AI mereka dengan tujuan mengungkap komponen dasar, model, algoritma, atau sistem yang mendasarinya.
"Anda tidak boleh memakai layanan AI untuk menemukan komponen dasar, model, algoritma, dan sistem" demikian bunyi kebijakan tersebut.
Larangan ini tidak hanya untuk melindungi teknologi milik Microsoft, tetapi juga untuk menghindari potensi penyalahgunaan yang dapat terjadi jika teknologi ini jatuh ke tangan yang salah.
Dengan semakin populernya produk AI seperti Copilot, Microsoft tampaknya berusaha mengantisipasi kemungkinan penyalahgunaan ini dengan memberlakukan kebijakan yang lebih ketat.
Baca juga: Terjawab Sudah! Ini Alasan Microsoft Yakin AI Tidak Akan Gantikan Pekerjaan Manusia
Tanggung Jawab Pengguna dan Konsultasi Profesional
Selain meluruskan peran AI, Microsoft juga menekankan pentingnya tanggung jawab pengguna dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diberikan oleh bot AI, terutama dalam konteks kesehatan.
Perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates ini menyarankan pengguna untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga profesional, seperti dokter, sebelum menggunakan bot kesehatan berbasis AI. Ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar berdasarkan pada saran profesional yang kompeten.
"Mereka (bot) tidak dirancang atau dimaksudkan sebagai pengganti saran medis profesional atau digunakan dalam diagnosis, penyembuhan, mitigasi, pencegahan, atau pengobatan penyakit atau kondisi lainnya," tulis Microsoft.
Dengan kata lain, meskipun AI dapat memberikan wawasan dan informasi yang berguna, keputusan akhir tetap harus berada di tangan para profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidangnya.
Microsoft juga menegaskan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat pengguna berdasarkan informasi dari bot AI tentang saran medis. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pengguna tidak mengandalkan sepenuhnya pada AI, tetapi harus mempertimbangkan saran dari para ahli sebelum mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesehatan mereka.
Kebijakan Mulai Berlaku September 2024
Walaupun kebijakan baru ini sudah dipublikasikan, Microsoft menyatakan bahwa ketentuan ini baru akan mulai berlaku pada akhir September 2024 mendatang. Ini memberi waktu bagi pengguna dan mitra Microsoft untuk memahami dan mempersiapkan diri terhadap perubahan yang ada.
Pembaruan kebijakan ini tampaknya akan menjadi payung hukum bagi raksasa software tersebut, mengingat produk AI buatannya semakin populer dan digunakan di berbagai sektor industri.
Microsoft telah lama mengakui bahwa AI memiliki potensi besar untuk memberikan manfaar yang luar biasa bagi manusia. Namun, mereka juga menyadari bahwa AI bisa saja disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, kebijakan baru ini bukan hanya untuk melindungi pengguna, tetapi juga untuk memastikan bahwa perkembangan tekonologi AI tetap berada di jalur yang benar dan digunakan untuk tujuan yang bermanfaat.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(bmm)
Tinggalkan Komentar