Foto : pexels/Markus Winkler
Teknologi.id - Sudah tidak terhitung jari munculnya banyak kasus tentang manipulasi foto dan video yang merugikan banyak pihak di sosial media. Kasus ini paling marak ditemukan di platform X, yang dimana banyak orang mengaku menjadi korban manipulasi. Manipulasi tersebut berbentuk foto dan video yang awalnya korban sedang berbusana, menjadi tidak berbusana. Teknik manipulasi ini dibuat dengan menggunakan bantuan AI sehingga tercipta konten baru yang kelihatan asli. Teknik ini disebut Deepfake. Mari pelajari potensi, resiko, dan cara pengendaliannya.
Teknologi Deepfake pada dasarnya ialah metode AI yang digunakan untuk memodifikasi konten audio, gambar, dan video sehingga tampak meyakinkan dan seperti asli dengan menggunakan bantuan AI dan machine learning. Teknologi ini juga menggunakan jaringan saraf tiruan yakni Generative Adversarial Network (GANs) yang dapat merepresentasikan realitas wajah maupun suara seseorang. Beradasarkan hal inilah, Deepfake memiliki potensi positif bagi industri hiburan dan pendidikan, namun memiliki potensi negatif yang menimbulkan kekhawatiran akan ancaman pada ranah privasi, etika, dan keamanan.
1. Potensi Deepfake AI
Foto : Pexels/ Tara Winstead
Deepfake AI seringkali digunakan dalam industri hiburan, khususnya industri televisi dan film. Teknologi ini dapat memungkinkan pembuatan film yang menghadirkan karakter maupun suara fiksi, maupun menghidupkan kembali aktor yang telah meninggal. Teknologi ini juga kian meluas hingga ke bidang content creator, dimana melalui teknologi ini konten dapat diciptakan untuk lebih interaktif dengan audiens. Selain itu, Deepfake juga telah dimanfaatkan dalam bidang pendiddikan untuk dapat menciptakaan materi pengajaran yang dinamis dan menarik. Pada bidang media, Deepfake digunakan untuk membantu pelatihan medis dalam mensimulasikan prosedur yang kompleks namun aman. Kini, Deepfake juga digunakan dalam bidang pemasaran untuk memungkinkan terciptanya kampanye, dan periklanaan yang lebih menarik dan bersifat personal.
Baca Juga : Darurat Deepfake Porn: Microsoft Luncurkan Alat untuk Hapus Gambar
2. Resiko Deepfake AI
Terlepas dari potensi yang dimiliki, teknologi Deepfake juga memiliki resiko tersendiri. Deepfake dapat membawa resiko terkait dengan keamanan dan privasi. Salaah satu yang,menjadi ancaman penyalahgunaan Deepfake ialah resiko pencurian idenitas. Selain video maupun foto yang dihasilkan melalui Deepfake untuk tujuan penipuan dan pemerasan sehingga merugikan banyak pihak, penyebaran berita palsu juga menjadi resiko lain dari Deepfake. Teknologi ini menjadi alat yang mempermudah pembuatan dan penyebaran berita palsu yang mempengaruhi opini publik mengenai suatu isu. Selain itu dari segi ekonomi, Deepfake dipergunakan untuk melakukan penipuan dan kejahatan sehingga menimbulkan kerugian finansial yang besar bagi individu maupun perusahaan. Dari perspektif etika dan hukum, diskusi etika mengenai penggunaan teknologi ini masih terus dilakukan, karena dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan Deepfake sangat besar dan berpotensi mempengaruhi nilai-nilai dan kepercayaan masyarakat.
3. Menanggulangi resiko Deepfake
Foto : Pixabay/Gizelle Kei
Resiko dari Deepfake dapat diatasi melalui beberapa pendekatan yakni, dengan menggunakan teknologi deteksi, peningkatan kebijakan dan regulasi, serta dengan meningkatkan kesadaran dan pendidikan publik. Dalam hal ini, baik pemerintah maupun lembaga internasional telah berupaya mengatur penggunaan Deepfake melalui kebijakan dan regulasi yang ketat. Selain itu, edukasi tentang resiko dan tanda-tanda Deepfake sangat diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Berikut merupakan beberapa cara yag dapat dilakuakn untuk melindungi diri dan umum dari resiko penyalahgunaan Deepfake :
- Mendeteksi video maupun foto mencurigakan yang ditemukan. Terdapat beberapa aplikasi yang dapat digunakan untuk memeriksa suatu konten yakni ; aplikasi Sensity, dan aplikasi Operation Minerva.
- Tidak berlebih dalam mengumbar kehidupan pribadi ke sosial media.
- Meningkatkan keamaan perangkat negna memastikan file, data, maupun informasi lain tidak bocor.
- Bijak dalam mengikuti trend sosial media. Pembatasan kreativitas perlu untuk dilakukan demi melindungi diri dari ancaman Deepfake.
Baca Juga : Deepfake Penipuan Berbasis AI Bikin Resah, Kominfo Bilang Begini
Teknologi Deepfake sejatinya membawa potensi besar yang berguna bagi berbagai industri seperti industri hiburan, medis, pendidikan, militer, hingga politik. Namun, tak jarang Deepfake dipergunakan untuk niat jahat dan menimbulkan berbagai resiko yang merugikan terhadap keamanan, privasi, penyebaran informasi palsu, hukum, hingga ekonomi. Untuk menanggulangi resiko ini, diperlukan kebijakan dan regulasi yang tepat tentang penggunaan Deepfake, serta memperkuat masyarakat melalui literasi untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan oleh teknologi Deepfake.
Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.
Tinggalkan Komentar