Foto: Pusat Klaster Perseus (Science Alert)
Teknologi.id - Luar angkasa sering dikenal sebagai ruang hampa udara. Inilah mengapa dikatakan bahwa tidak akan ada yang bisa mendengar teriakanmu di luar angkasa, karena getaran suara tidak akan dapat mengalir seperti di Bumi. Siapa sangka, berdasarkan penelitian terbaru dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), luar angkasa cukup bising akibat aktivitas benda langit.
Salah satu contohnya adalah rekaman aktivitas gas di dekat lubang hitam yang berada di pusat klaster galaksi Perseus. Galaksi tersebut mengandung banyak kandungan gas yang tersebar di sekitar lubang hitam, memicu interaksi dengan plasma. Hasilnya adalah gelombang suara yang dapat terekam dengan jelas oleh teleskop milik NASA.
Dikutip dari Washington Post, terdapat gelombang suara yang dikeluarkan oleh lubang hitam supermasif yang terletak 250 juta tahun cahaya dari Bumi.
Suara ini diketahui telah diperkuat dan dicampur dengan data lain dan dialihkan sebanyak 57 dan 58 oktaf untuk dapat didengar manusia. Pasalnya, telinga manusia tidak dapat mendengar suara asli dari lubang hitam ini.
Dengan demikian, suara yang dimunculkan dan dirilis oleh NASA tidak hanya menakutkan, tetapi juga menyerupai kemarahan.
Baca juga : Developer Ciptakan Aplikasi Pengingat dengan Bunyi 'Bip' Saat Data Dikirim ke Google
NASA melalui akun Twitter-nya mengatakan ada kesalahpahaman bahwa ruang angkasa tidak menghasilkan suara karena sebagian besar ruang adalah ruang hampa dan tidak memberikan jalan bagi gelombang suara untuk merambat.
"Selama ini publik memiliki asumsi keliru, bahwa suara tidak bisa terdengar di ruang hampa. Padahal, di galaksi berikut, aktivitas gas dekat lubang hitamnya menghasilkan suara yang bisa terekam jelas," ujar NASA lewat Twitter.
Seperti dikutip Science Alert, suara tersebut berasal dari aktivitas gas di dekat lubang hitam yang berada di pusat kluster galaksi Perseus.
Galaksi diperkirakan memiliki banyak kandungan gas yang tersebar di sekitar lubang hitam. Dengan demikian, muatan gas yang memicu interaksi dengan plasma, dan terciptalah gelombang suara dihasilkan.
Sebelumnya pada tahun 2003, para astronom menemukan sesuatu yang benar-benar mengejutkan, terdapat gelombang suara yang merambat melalui sejumlah besar gas yang mengelilingi lubang hitam supermasif di pusat klaster galaksi Perseus. Namun, pada saat itu, temuan dari observatorium milik NASA tersebut belum bisa menerjemahkan data menjadi suara yang dapat didengar oleh telinga manusia.
Baca juga: 8 Tips Cybersecurity untuk Startup
Manusia tidak bisa mendengar gelombang suara di nada seperti itu. Gelombang tersebut memiliki nada terendah di alam semesta yang pernah dideteksi manusia dan berada di bawah batas pendengaran manusia.
NASA mengatakan kemajuan teknologi telah memungkinkan timnya untuk berhasil memperkuat data gelombang itu menjadi suara yang dalam istilah umum hampir seperti jenis bariton. Untuk melakukan ini, tim NASA harus meningkatkan frekuensi sebanyak satu kuadriliun kali (sebagai gambaran, satu kuadriliun berarti satu juta miliar).
Tinggalkan Komentar