Taliban, Kelompok yang Menguasai Afghanistan Saat Ini

Dira Afiani . August 16, 2021

Foto: CNN Indonesia

Teknologi.id - Afghanistan telah menggemparkan dunia akibat adanya suatu kelompok bernama Taliban yang berhasil menduduki istana kepresidenan dan menyingkirkan Presiden Afghanistan, Ashraf Gani pada Minggu (15/8/2021). Lalu siapakah sosok Taliban ini?

Menurut sejarah, kekuasaan Taliban digulingkan oleh Afghanistan yang dipimpin pasukan Amerika Serikat pada tahun 2001. Tak lama setelah itu, kelompok ini melakukan serangan dalam beberapa bulan terakhir hingga kini berhasil menguasai Afghanistan.

Taliban pertama kali muncul pada tahun 1990-an di wilayah Pakistan Utara setelah Uni Soviet mundur dari Afghanistan. Awal mulanya, gerakan Taliban dikuasai oleh orang-orang Pashtun yang muncul pertama kali di sejumlah pesantren yang dibiayai Arab Saudi. Kelompok ini biasanya menganut aliran Sunni.

Pada September 1995 tepat setahun setelah kelompok ini merebut ibu kota Afghanistan yakni Kabul, kelompok ini berhasil merebut Provinsi Herat yang terletak di perbatasan Iran. Hingga pada tahun 1998, kelompok ini berhasil menguasai hampir 90% wilayah Afghanistan.

Juru Bicara Kantor Politik Taliban, Mohammad Naeem, menyampaikan hari Minggu kemarin merupakan bentuk hasil dari upaya serta pengorbanan kelompok Taliban setelah sekian lama.

"Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin (Taliban). Mereka menyaksikan buah dari upaya dan pengorbanan mereka selama 20 tahun," ungkap Naeem kepada Al-Jazeera yang dikutip dari Reuters, Senin (16/8/2021).

Taliban memperbolehkan para anggotanya untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan tidak melakukan hal apapun untuk menakut-nakuti rakyat sipil.

"Kehidupan normal akan berlanjut dengan cara yang jauh lebih baik. Hanya itu yang bisa saya katakan saat ini," lanjut Naeem.

Saat ini, kondisi kota Kabul saat ini sedang tidak baik-baik saja. Masyarakat terlihat sangat takut dan panik akan kelompok Taliban. Ratusan warga bahkan menyerbu bandar udara Kabul. Mereka membawa koper dan berdesak-desakan demi bisa meninggalkan Afghanistan.

"Kami takut tinggal di kota ini," ucap seorang mantan tentara Afghanistan yang berusia 25 tahun.

Seiring berita ini menyebar ke penjuru dunia, Amerika Serikat pun turun tangan dengan mengirimkan 6.000 tentara ke bandara guna memastikan evakuasi bagi staf kedutaan dan rakyat Afghanistan yang bekerja sebagai penerjemah atau peran lainnya.

Salah satu saksi mata memberikan kesaksian bahwa tentara AS melepaskan tembakan ke udara untuk meredam kericuhan di area bandara, namun sayangnya kekacauan tersebut tak kunjung padam.

Hal ini mengakibatkan otoritas bandara kemudian membatalkan semua penerbangan komersial yang tersisa.

(DA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar