Kominfo Terus Pantau Ancaman Spyware Candiru

Dira Afiani . July 19, 2021

Foto: Kementerian Komunikasi dan Informatika RI

Teknologi.id - Adanya ancaman dari serangan spyware Candiru baru-baru ini membuat sebagian jurnalis, oposisi pemerintahan, dan aktivis khawatir. Mereka lah yang menjadi sasaran utama ancaman ini. Spyware Cindaru berasal dari perusahaan software yang dikembangkan negara Israel.

Dilansir dari laporan penelitian keamanan siber di Universitas Toronto, Kanada, para peneliti Citizen Lab mengungkap bahwa aplikasi spyware dari Candiru yang memanfaatkan resiko di sistem operasi Microsoft yaitu Windows. Pengoperasian secara sementara dilakukan di beberapa negara seperti Arab Saudi, Israel, Hungaria, Indonesia dan negara-negara yang menginstal sistem tersebut.

Pelacakan terhadap kasus peretaasan ilegal sejatinya membutuhkan para ahli yang sudah profesional. Citizen Lab sudah memperingatkan Microsoft terkait serangan spyware. Dan setelah dilakukan analisis berminggu-minggu, perusahaan teknologi ini merilis patch pada 13 Juli 2021.

Penggunaan patch bertujuan untuk mengurangi kerentanan Windows yang diyakini sebagai pusat masuk spyware. Setidaknya sudah ada 100 target spyware Candiru yang terdiri dari para aktivis, jurnalis, akademisi, dan politikus negara. Indonesia menjadi salah satu target negara dalam kasus ini.

Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan adanya indikasi yang ditemukan nama domain yang sudah diyakini terinfeksi spyware Candiru yakni indoprogress.co.

Dalam menangani kasus ini, Kominfo pun ikut turun tangan. Kominfo menyampaikan bahwa mereka akan terus memantau peretasan siber spyware Candiru serta melakukan pencegahan ancaman siber dengan pemaparan literasi digital.

Berdasarkan informasi yang didapat dari Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi juga menyampaikan bahwa Menteri Kominfo, Johnny G. Plate akan memberikan perhatian serius terhadap upaya pemantauan berbagai ancaman cyber di Indonesia. Isu peretasan dari spyware sudah didiskusikan dengan instansi atau badan terkait yaitu Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Dedy mengimbau agar seluruh masyarakat berhati-hati dengan terus menjaga privasi data pribadi. Ada beberapa cara yang ia anjurkan seperti mengaktifkan fitur Multi-Factor Authentication pada aplikasi yang mengelola data pribadi, dan mengupdate fitur keamanan di smartphone ke versi terbaru.

Dalam mengakses konten, masyarakat perlu waspada karena beberapa konten yang ada di jejaring internet bisa saja ilegal. Maka dari itu, masyarakat dapat melaporkan konten yang bersifat negatif dan berpotensi menjadi ancaman pengamanan siber.

(DA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar