Ledakan Cybertruck Tesla di AS, Pelaku Rencanakan Serangan Pakai AI ChatGPT

Teknologi.id . January 09, 2025
cybertruck tesla AI chatGPT
Foto: Fox News


Teknologi.id - Matthew Livelsberger, seorang anggota militer aktif Amerika Serikat, menjadi sorotan setelah melakukan aksi peledakan mobil Tesla Cybertruck di depan Trump International Hotel di Las Vegas, AS.

Insiden yang terjadi pekan lalu ini memicu penyelidikan intensif dari pihak berwenang, terutama karena keterlibatan kecerdasan buatan (AI) dalam perencanaannya.

Polisi Las Vegas mengungkapkan bahwa Livelsberger menyimpan manifesto di ponselnya, serta beberapa email yang dikirimkan kepada seorang podcaster dan catatan lainnya.

Rekaman video menunjukkan Livelsberger menuangkan bahan bakar ke mobilnya sebelum mendekati lokasi ledakan. Selain itu, ditemukan pula catatan yang mengindikasikan pengawasan terhadap targetnya.

Meskipun Livelsberger tidak memiliki riwayat kriminal sebelumnya, penyelidikan lebih lanjut menunjukkan ia menggunakan ChatGPT beberapa hari sebelum insiden.

Dalam percakapan tersebut, ia bertanya tentang cara merakit bahan peledak, kecepatan peluru yang dibutuhkan untuk memicu ledakan, serta aturan yang harus diperhatikan saat membeli bahan peledak.

Baca juga: Robotaxi Resmi Diperkenalkan Tesla, Revolusi Transportasi Pengganti Driver Online

Sheriff Kepolisian Metropolitan Clark County, Kevin McMahill, menyatakan bahwa ini adalah kali pertama di wilayah AS seseorang menggunakan teknologi AI seperti ChatGPT untuk membantu merancang sebuah perangkat berbahaya.

"Kita tahu AI akan mengakibatkan pergeseran bagi kita semua di satu titik atau lainnya, dalam kehidupan kita semua," ujarnya, seperti dikutip NBC News pada Rabu (8/1/2025).

Sementara itu, OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT, menyatakan rasa prihatin mereka atas penggunaan teknologi tersebut untuk tujuan berbahaya.

"Kami turut sedih atas insiden ini dan berkomitmen untuk memastikan alat AI digunakan secara bertanggung jawab," kata juru bicara OpenAI.

Menurut OpenAI, model AI mereka dirancang untuk menolak instruksi yang berbahaya dan memberikan peringatan saat ada upaya menggunakan informasi untuk aktivitas ilegal. Namun, dalam kasus ini, respons AI berdasarkan informasi umum yang tersedia di internet.

Livelsberger, yang diketahui masih aktif bertugas di militer AS, akhirnya ditemukan tewas setelah menembak dirinya sendiri. Ledakan yang ia lakukan mengakibatkan tujuh orang mengalami luka ringan. Namun, kerusakan pada Trump International Hotel dilaporkan minimal.

Pihak berwenang menegaskan bahwa aksi tersebut dilakukan Livelsberger seorang diri. Meskipun hotel milik Presiden AS terpilih Donald Trump menjadi target, polisi menyatakan tidak ditemukan bukti bahwa Livelsberger memiliki dendam pribadi terhadap Trump maupun CEO Tesla, Elon Musk.

(dwk)


author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar