Teknologi.id - Film " Dirty Vote " telah membuat gebrakan di tengah-tengah netizen Indonesia menjelang Pemilu 2024 dengan mengangkat isu kecurangan dalam proses pemilihan umum. Dirilis hanya empat hari sebelum hari pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024, film ini telah menimbulkan berbagai reaksi dan perdebatan di kalangan publik.
Para pemeran utama dalam "Dirty Vote" adalah tiga ahli hukum Tata Negara: Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari. Menariknya, ketiganya juga merupakan anggota Tim Reformasi Hukum Menkopolhukam yang dipimpin oleh Mahfud MD, yang saat ini merupakan calon wakil presiden nomor urut 03 berpasangan dengan Ganjar Pranowo.
Namun, kehadiran para ahli hukum ini dalam film tidak lepas dari sorotan. Banyak yang mempertanyakan potensi konflik kepentingan yang mungkin muncul dalam pembuatan film tersebut.
Mari kita lihat profil singkat dari ketiga ahli hukum tersebut:
Bivitri Susanti
Bivitri Susanti, lahir pada tahun 1974, merupakan seorang dosen hukum yang meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1999.
Sebelumnya, ia turut mendirikan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia pada bulan Juli 1998. Pengalamannya tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi juga sebagai research fellow di Harvard Kennedy School of Government, visiting fellow di Australian National University, dan visiting professor di University of Tokyo. Aktif dalam organisasi internasional, Bivitri pernah menjabat di berbagai asosiasi dan lembaga, termasuk APHTN-HAN, Transparency International Indonesia, dan Indonesia Corruption Watch.
Zainal Arifin Mochtar
Zainal Arifin Mochtar adalah seorang dosen Hukum Tata Negara di Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia memiliki pengalaman yang luas, termasuk sebagai anggota Tim Task Force Penyusunan UU Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Direktur Advokasi Pusat Kajian Antikorupsi (PUKAT), Anggota Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar, dan Anggota Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan. Dalam beberapa tahun terakhir, Zainal telah aktif dalam berbagai kegiatan penegakan hukum dan pengawasan, termasuk menjadi anggota tim penyelesaian pelanggaran HAM dan Wakil Ketua Komite Pengawas Perpajakan.
Feri Amsari
Feri Amsari, yang lahir pada tahun 1980, adalah seorang pengajar di Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Dia juga menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) di fakultas tersebut. Sebagai seorang penulis aktif, Feri sering menulis tentang isu korupsi, hukum, politik, dan kenegaraan, yang telah dipublikasikan di berbagai media cetak dan jurnal. Dia juga telah meraih prestasi dalam kompetisi karya tulis ilmiah, debat konstitusi, dan peradilan semu.
Baca juga: Film Dirty Vote Jadi Trending Topic di X, Netizen Penasaran Ramai-ramai Nonton
Dengan latar belakang dan pengalaman yang beragam, ketiga ahli hukum ini membawa wawasan yang berharga dalam mengulas isu kecurangan pemilu yang diangkat dalam film "Dirty Vote". Meskipun kontroversial, kehadiran mereka di layar lebar telah memperkaya diskusi mengenai keadilan dan integritas dalam sistem politik Indonesia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar