Foto: JatimNetwork
Teknologi.id - Hingga saat ini indentitas asli Bjorka masih belum diketahui juga. Meski begitu, pemuda asal Madiun berinisial MAH (21) kini ditetapkan sebagai tersangka lantaran telah membantu membuatkan channel Telegram Bjorka.
Deddy Corbuzier dalam Deddy Corbuzier Podcast mengundang seorang Whitehat Hacker yaitu Gildas Deograt Lumy ketua Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi).
Ia seorang ahli di bidang Cyber Defense, SCADA/DCS dan Information Security, banyak sekali pengalamannya di bidang ini. Gildas juga pernah bekerja di salah satu perusahaan migas internasional dalam jabatan divisi keamanan siber.
Di dalam Deddy Corbuzier Podcast ia mengatakan bahwa data-data yang dibocorkan oleh Bjorka itu ternya bukan murni hasil retasan Bjorka itu sendiri, melainkan Bjorka membelinya di Dark Web. Dark Web sendiri adalah bagian dari Internet yang berisi berbagai hal.
Bahkan jika diibaratkan gunung es, Internet hanya lah yang terlihat di atas permukaan dan Dark Web adalah penopang gunung es tersebut yang ukurannya berkali-kali lipat dibandingkan yang terlihat.
Cara kerja hacker juga tidak seperti yang orang pikirkan. Menurut Gildas, setiap hacker punya perannya masing-masing, ada yang menemukan celahnya, ada yang meretas celahnya, ada yang mengumpulkan data hasil retasan hingga menjualnya di Dark Web.
Baca juga: Tertarik Jadi Hacker? Inilah Tips dan Rekomendasi Belajar Jadi Hacker
Hanya Pembeli Data? Apa Motifnya?
Kembali lagi ke Bjorka, Gildas berpendapat bahwa sebenarnya Bjorka ini kemungkinan besar orang Indonesia. Keberadaannya juga bukan sulit ditemukan, menurutnya pemerintah sedang fokus untuk mencari tahu sumber data yang bocor.
Jadi saat ini pihak berwenang belum masuk ke dalam tahap investigasi untuk mencari tahu siapa itu Bjorka. Bjorka juga diduga hanya lah pembeli data, karena kata Gildas di podcast Daddy Corbuzier bahwa penjualnya melakukan komplain.
Pada menit ke 06.56 Gilda mengatakan, namun juga tidak menutup kemungkinan adalah Bjorka bagian dari proses sistem tersebut dan tugasnya memang menjual, bisa jadi juga dia meretas.
Banyak yang bilang bahwa kasus Bjorka ini hanya lah pengalihan isu, namun memang sesungguhnya niat Bjorka hanya lah tuhan dan dirinya yang tahu. Tapi di satu sisi kasus Bjorka ini dapat dinilai dan didiskusikan motifnya.
Gildas mengatakan paling tidak motifnya keuangan, namun ternya dilihat-lihat narasi yang dikeluarkan Bjorka berkembang, bukan hanya sekedar itu dan hal ini yang membuat kasus Bjorka menjadi unik. Karena menurut Gildas, hampir 90% kasus jual beli data di internet motifnya yaitu uang.
Baca juga: Jadi Hacker Digaji? Ini Nominalnya!
Kesalahan Pemerintah
Di menit ke 09.43 Deddy Corbuzier Podcast yang membahas tentang Bjorka, Gildas mengatakan menurut dirinya pribadi, kasus kebocoran data Bjorka ini adalah kesalahan pemerintah.
Data dikumpulkan sebagai proses bisnis pemerintah, ada payung hukumnya. Korban-korbannya adalah bukan hanya pemerintah, namun masyarakat yang datanya juga disimpan oleh pemerintah.
Jadi menurutnya, pemerintah bukan hanya harus hadir, namun juga bertanggung jawab atas kebocoran data ini. Pemerintah membuat kebijakan untuk kita menginput data-data untuk bagian dari prosedur.
Namun data yang kita input ternyata bocor karena sistem buatan pemerintah yang lemah. Tidak melulu spesifik ke suatu kementrian atau lembaga, pemerintah di sini adalah satu kesatuan yang menjalani sistem negara.
Masyarakat dirugikan karena datanya yang bocor dapat digunakan oleh hacker untuk melancarkan aksinya.
(arm)
Tinggalkan Komentar