Waspada! Bahaya Tersembunyi Mengintai Pengguna ChatGPT AI Atlas, Begini Kata Ahlinya

Sarah Shabrina . October 27, 2025

Teknologi.id – Siapa sangka, dibalik kecanggihan ChatGPT AI Atlas, sebuah browser website berbasis kecerdasan buatan milik OpenAI ini ternyata menyimpan bahaya ‘Prompt Injection’ yang mengintai pengguna ChatGPT AI Atlas.

Bahaya tersebut diakui oleh pakar keamanan siber OpenAI melalui pernyataan resminya. Kemudian, OpenAI selaku perusahaan pengembang ChatGPT AI Atlas langsung berbenah dan meluncurkan sistem keamanan untuk melindungi  pengguna dari bahaya siber.

ChatGPT AI Atlas: Pencarian Berbasis Kecerdasan Buatan

Pada Selasa (21/10/2025) lalu, OpenAI memperkenalkan model chatbot kecerdasan buatan terbarunya yaitu ChatGPT Atlas. Model terbaru ini dirancang sebagai peramban web berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan internet.

“Hari ini kami memperkenalkan ChatGPT Atlas, peramban web baru yang dibuat dengan ChatGPT sebagai intinya. Dengan Atlas, ChatGPT dapat menemani anda dimanapun di internet, membantu, memahami apa yang sedang anda lakukan dan menyelesaikan tugas anda tanpa perlu mneyalin dan menemmpel atau meninggalkan halaman” tulis tim OpenAI pada blog resmi.

Hadirnya ChatGPT Atlas digadang-gadang sebagai pengganti Google Chrome yang lebih canggih. Sebab, ChatGPT Atlas menggabungkan peramban web dan asisten AI dalam sistemnya dan memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian, membaca hasil web dan berdialog dengan AI di satu tempat tanpa harus berpindah-pindah.

Selain itu juga terdapat fitur unggulan seperti “mode agen” yang dapat menyesuaikan konteks penelusuran pengguna untuk melakukan riset, merencanakan acara, membuat janji temu dan mengotomatiskan tugas. Serta fitur “memori” yang dapat menampilkan riwayat percakapan dan penelusuran pengguna.

Baca juga: OpenAI Luncurkan ChatGPT Atlas: Browser AI Canggih Pengganti Google Chrome?

Bahaya Mengintai, Pakar keamanan Siber Angkat Bicara

Ditengah kecanggihan ChatGPT Atlas yang ditawarkan oleh OpenAI, ternyata tidak sepenuhnya memberikan keamanan bagi pengguna.

Diketahui, ketika akan mengaktifkan dan mengunakan peramban ini, ChatGPT Atlas meminta akses yang cukup privasi seperti mengambil tindakan dalam email, kalender dan kontak pengguna. Hal ini lah yang menjadi salah satu penyebab serangan siber masuk tanpa disadari oleh pengguna.

Serangan siber yang dikhawatirkan terjadi pada ChatGPT Atlas yaitu “Prompt Injection attack” atau “serangan injeksi cepat”. Yang mana penjahat akan menyisipkan intruksi tersembunyi ke dalam input atau data yang diterima oleh AI.

Tanpa adanya perlindungan keamanan, prompt injection ini akan menyebabkan browser secara tidak sengaja mengekspos data pengguna hingga yang lebih parah penjahat melakukan tindak kejahatan atas nama pengguna.

“Salah satu risiko baru yang sedang kami teliti dan mitigas dengan saksama adalah injeksi cepat, dimana penyerang menyembunyikan instruksi berbahaya di situs web, email atau sumber lain untuk mengelabui agen agar berperilaku tidak diinginkan” Ungkap Dane Stuckey Kepala Keamanan Siber OpenAI.

Faktanya, serangan siber “Prompt injection” ini tidak hanya menyerang ChatGPT Atlas saja tetapi juga menyerang Comet, peramban kecerdasan buatan milik Perplexity.

“Salah satu tantangan utama dalam bidang ini adalah injeksi perintah berbahaya. Ini adalah upaya untuk memasukan intruksi tersembunyi ke dalam konten yang diproses oleh asisten AI dengan tujuan mengarahkan menjauh dari apa yang sebenarnya diinginkan pengguna” tulis tim keamanan  Perplexity dalam blog resminya.

Baca juga: Google Uji Desain Baru “Search Box” Chrome Mirip ChatGPT, Ini Hasilnya!

Langkah OpenAI dan Perplexity  Melindungi Pengguna dari Serangan Siber

Untuk mengatasi permasalahan serangan siber “prompt injection” tersebut, Open AI memberikan 4 penawaran keamanan. Hal ini disampaikan oleh Dane Stucky sebagai kepala keamanan siber OpenAI dalam akun pribadinya di sosial media X @cryps1s.


  1. Memprioritaskan sistem respon cepat untuk membantu mengidentifikasi serangat blok dengan cepat
  2. Berinvesitasi besar-besaran dalam keamanan privasi dan keselamatan termasuk penelitian meningkatkan ketahanan model, monitor keamanan, kontrol keamanna infrastruktur untuk mencegah serangan
  3. Mengembangkan mode “logged Out” agar agen AI tidak login ke akun pengguna saat menjelajahi web serta membatasi kemampuan agen AI yang berpotensi diakses hacker
  4. Menerapkan mode “pengawasan” yang dapat memberitahu agen AI untuk berhenti dan himbau pengguna jika terdapat web yang berisi informasi sensitif.

Tidak hanya itu, OpenAI juga berencana untuk menambahkan beberapa fitur, pembatas dan kontrol keselamatan yang memungkinkan agen ChatGPT dapat bekerja dengan aman dan terlindungi.


Sedangkan Perplexity mengembangkan sistem deteksi yang dapat mengidentifikasi serangan injeksi secara real-time.  

Meskipun kedua perusahaan kecerdasan buatan tersebut sudah berusaha membuat sistem keamanan tetapi pengguna tetap dihimbau untuk terus berhati-hati.

Baca artikel dan berita lainnya di Google News

(SS)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar