
Foto: ilustrasi AI
Teknologi.id - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi global, kebutuhan akan bahan baku penting seperti unsur tanah jarang (UTJ) terus meningkat. Sayangnya, pasokan UTJ masih sangat terbatas dan proses penambangannya kerap menimbulkan kerusakan lingkungan. Namun, sebuah terobosan ilmiah terbaru membuka harapan baru: ternyata alam memiliki cara unik dan lebih ramah lingkungan untuk menghasilkan unsur penting tersebut—melalui tanaman paku. Penelitian mutakhir mengungkap bahwa tumbuhan sederhana ini mampu mengolah logam berat dari tanah menjadi mineral bernilai tinggi yang menjadi fondasi teknologi modern.
Siapa sangka, tumbuhan yang selama ini terlihat sederhana justru menyimpan kemampuan luar biasa. Tanaman paku, yang banyak tumbuh liar di hutan tropis maupun lingkungan lembap, ternyata mampu “mengolah” logam berat dalam tanah menjadi unsur bernilai tinggi. Unsur tersebut bahkan menjadi komponen vital dalam perangkat elektronik modern hingga teknologi industri masa depan.
Baca juga: Canggih, Peneliti Ciptakan Tanah Elektronik yang Bisa Percepat Pertumbuhan Tanaman
Proses dari Akar Hingga Daun
Penelitian terbaru di Tiongkok mengungkap fakta mencengangkan. Tanaman paku mampu membentuk kristal-kristal kecil yang mengandung unsur tanah jarang (UTJ) atau rare earth elements (REE). UTJ adalah kelompok logam yang menjadi bahan baku penting bagi perangkat teknologi canggih seperti baterai, ponsel pintar, turbin angin, hingga kendaraan listrik. Proses pembentukan Unsur Tanah Jarang (UTJ) ini dimulai saat akar tanaman paku menyerap logam berat dari tanah, terutama pada area yang tercemar atau kaya mineral. Logam berat tersebut kemudian diproses secara alami di dalam jaringan tanaman sebelum akhirnya disimpan pada batang atau daun dalam bentuk kristal kecil yang mengandung UTJ. Para ilmuwan menyebut mekanisme ini sebagai bentuk penambangan alami yang sangat efisien dan ramah lingkungan. Jika penambangan tradisional membutuhkan alat berat, eksplosif, dan teknik ekstraksi kimia yang berpotensi merusak lingkungan, maka tanaman paku melakukan proses ini secara alami tanpa polusi tambahan. Hal ini menunjukkan bahwa alam sebenarnya memiliki mekanisme yang jauh lebih cerdas dan berkelanjutan dibandingkan beberapa metode industri modern.
Menghasilkan Unsur Penting bagi Teknologi Modern
Dalam studi yang dikutip dari NDTV, para ilmuwan menegaskan bahwa UTJ sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan energi bersih dan teknologi masa depan. Namun, pasokan UTJ saat ini masih terkendala oleh tantangan geopolitik dan risiko kerusakan lingkungan akibat metode penambangan konvensional. Karena itu, kemampuan tanaman paku untuk menghasilkan UTJ dipandang sebagai terobosan besar. Peneliti menemukan bahwa tumbuhan ini mampu menghasilkan monasit, salah satu mineral penghasil UTJ, dalam bentuk kristal berukuran sangat kecil namun signifikan dari sisi manfaat.Yang membuat temuan ini semakin mengejutkan, UTJ atau monasit biasanya terbentuk di perut bumi melalui proses geologis yang membutuhkan panas dan tekanan ekstrem. Namun, untuk pertama kalinya, para ilmuwan membuktikan bahwa monasit dapat terbentuk dalam kondisi suhu normal di dalam tubuh tanaman paku.
Baca juga: Keajaiban Genetika! Peneliti Ciptakan Tanaman Pembersih Udara Setara 30 Air Purifier

Foto: collections.tepapa.govt
Tanaman Blechnum Orientale
Penelitian berfokus pada spesies paku bernama Blechnum orientale, yang sudah lama dikenal sebagai tanaman hiperakumulator. Hiperakumulator adalah tanaman yang mampu menyerap logam berat hingga 1%. Jumlah yang sangat tinggi dibandingkan tanaman biasa.
Blechnum orientale tumbuh dengan mudah pada tanah dan air dengan kadar logam tinggi, menjadikannya kandidat ideal untuk proses penyerapan dan transformasi mineral.
Menurut Liuqing He, ahli geokimia dari Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang memimpin studi tersebut, penemuan ini benar-benar tak terduga. “Memahami dan memvalidasi kemampuan unik ini adalah pencapaian besar dalam bidang ilmu tanaman dan geologi,” ujarnya.
Penemuan bahwa tanaman paku dapat menghasilkan unsur tanah jarang secara alami membuka peluang besar untuk masa depan teknologi yang lebih hijau. Di tengah meningkatnya kebutuhan industri terhadap material penting dan meningkatnya kekhawatiran akan dampak penambangan, kemampuan biologis tanaman paku menjadi harapan baru.Selain manfaat teknologi, kemampuan tanaman paku ini juga menawarkan solusi ekologis bagi tanah yang tercemar logam berat. Tanah bekas industri atau pertambangan biasanya memerlukan biaya tinggi untuk direhabilitasi. Dengan tanaman paku, tanah dapat dibersihkan secara alami, mengurangi risiko pencemaran lanjutan
Alam kembali membuktikan bahwa solusi masa depan tidak selalu harus ditemukan melalui mesin dan teknologi rumit.
Baca berita daan artikel lainnya di Google News
(IR/ZA)

Tinggalkan Komentar