Teknologi.id - Melakukan perjalanan ke luar angkasa mungkin menjadi impian banyak orang di berbagai belahan dunia.
Sayangnya, wisata luar angkasa yang memungkinkan manusia untuk melihat bumi dari ketinggian luar biasa tersebut hingga kini masih belum tersedia secara bebas.
Baru-baru ini, sebuah perusahaan teknologi asal Amerika Serikat bernama Space Perspective membagikan rencana mereka untuk mewujudkan perjalanan wisata luar angkasa menggunakan balon udara.
Baca Juga: Demi Pikat Alien, NASA Kirim Gambar 'Bugil' ke Luar Angkasa
Percobaan Menuju Luar Angkasa Menggunakan Balon Udara yang Pernah Dicoba Sebelumnya
Foto: Joseph Kittinger dan Felix Baumgartner (Sumber: Getty Images)
Sebelumnya, ide menuju luar angkasa menggunakan balon udara sudah sempat dilakukan di tahun 2012 lalu.
Ide menuju ke stratosfer menggunakan balon udara dan kemudian terjun bebas dari ketinggian tersebut merupakan bagian dari program Red Bull Stratos.
Joseph Kittinger berpartisipasi sebagai mentor Felix Baumgartner yang akhirnya berhasil mencapai stratosfer dengan total altitude 38.969 meter lalu terjun bebas dengan kecepatan mencapai 1.357,64 km/jam, menjadikan Baumgartner manusia pertama yang mampu mencapai rekor tersebut tanpa bantuan mesin.
Ide Space Perspective untuk Menjadikan Wisata Luar Angkasa Mungkin Dilakukan di 2024
Foto: Desain Kapsul Neptune (Sumber: Space Perspective)
Jane Poynter selaku CEO Space Perspective menargetkan proyek wisata luar angkasa menggunakan balon udara miliknya ini akan bisa diluncurkan pada 2024 mendatang.
Meskipun ia mengatakan ‘luar angkasa’, namun pada kenyataannya proyek Space Perspective ini nantinya hanya akan membawa manusia ke stratosfer.
Walaupun belum mencapai ketinggian yang bisa dikatakan sebagai ‘luar angkasa’, namun ketinggian stratosfer sudah mencapai hampir 3 kali lipat ketinggian yang bisa dicapai pesawat komersil dan dari situ juga manusia sudah bisa melihat bentuk asli bumi.
Foto: Perspektif dari dalam Kapsul ‘Neptune’ (Sumber: Space Perspective)
Poynter menjelaskan alasannya menggunakan balon udara daripada roket adalah karena alasan kenyamanan.
Menggunakan balon udara yang diterbangkan dengan hidrogen, perjalanan yang dikira-kira akan memakan waktu 6 jam tersebut disebut Poynter akan menjadi sebuah perjalanan yang nyaman dan santai sehingga penumpang pun bisa makan dan minum selama perjalanan.
Meski dulunya proyek balon udara yang diterbangkan ke luar angkasa sudah pernah dilakukan, namun Poynter menjelaskan bahwa perbedaan proyeknya adalah ia akan menerbangkan sekelompok orang, bukan satu per satu, dan kelompok orang tersebut akan diterbangkan menggunakan Kapsul ‘Neptune’, rancangan balon udara khusus karya Space Perspective.
(AR)
Tinggalkan Komentar