Gambar dari RRI
Teknologi.id - Menyambut perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang berlangsung di dua provinsi, Aceh dan Sumatra Utara, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mempersiapkan sistem pengamanan canggih guna menjaga kelancaran dan keamanan acara. Dengan melibatkan hampir 13.000 atlet dari 38 provinsi, ajang olahraga nasional ini mempertandingkan 65 cabang olahraga, membuat keamanan menjadi salah satu prioritas utama.
Salah satu inovasi yang digunakan Polri adalah penerapan teknologi CCTV dengan fitur face recognition, yang memungkinkan identifikasi wajah secara otomatis melalui kamera pengawas. Teknologi ini telah dipasang di berbagai lokasi strategis, termasuk arena pertandingan dan titik-titik utama di sekitar perhelatan PON.
Teknologi Face Recognition untuk Pengamanan Optimal
Menurut Kompol Agung, Kepala Posko Command Center Pengamanan PON XXI Polda Sumut, penggunaan teknologi face recognition merupakan terobosan baru dalam sistem pengamanan nasional. CCTV ini tidak hanya memantau aktivitas, tetapi juga terhubung langsung dengan sistem administrasi kependudukan (adminduk), yang memungkinkan identifikasi cepat seseorang ketika wajahnya tertangkap kamera. "Dengan akurasi mencapai 90 persen, data yang ditampilkan mencakup Nama dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) seseorang. Jika ada wajah yang dicurigai, kami bisa langsung melakukan zoom untuk memastikan identitas dan menindaklanjutinya dengan cepat," ujar Kompol Agung.
Langkah ini dianggap sebagai upaya proaktif untuk meminimalisasi potensi ancaman dan gangguan keamanan selama perhelatan PON. Tidak hanya untuk mencegah tindak kriminal, teknologi ini juga memungkinkan pelacakan orang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), memperkuat tindakan preventif dan responsif aparat kepolisian.
Pengamanan dengan Teknologi di 25 Lokasi Strategis
Sebanyak 25 unit CCTV berteknologi face recognition telah dipasang di berbagai arena pertandingan di Sumatra Utara. Salah satu lokasi utama yang menjadi pusat perhatian adalah Stadion Baharoeddin Siregar di Deli Serdang, yang merupakan tempat berlangsungnya acara pembukaan PON XXI. Pemasangan ini tidak hanya untuk memantau situasi di dalam stadion, tetapi juga mengamati pergerakan di sekitar area penting lainnya.
Penggunaan CCTV ini juga bertujuan untuk menjaga keamanan di berbagai cabang olahraga yang tersebar di provinsi Aceh dan Sumatra Utara. Teknologi face recognition memberikan kemampuan lebih bagi aparat untuk mendeteksi pelanggaran, ancaman, hingga potensi gangguan lain yang bisa saja muncul selama berlangsungnya kompetisi.
Dukungan Teknologi dalam Penegakan Hukum
Selain pengamanan umum, teknologi ini juga sangat berguna dalam penegakan hukum, terutama dalam hal pencarian dan pelacakan orang-orang yang masuk dalam DPO. Kompol Agung menegaskan bahwa apabila ada permintaan pencarian terhadap orang yang dicari, sistem ini memungkinkan polisi untuk memonitor beberapa lokasi sekaligus, mempercepat respons dan memudahkan pelacakan.
"Dengan adanya CCTV ini, kami bisa lebih efektif dalam melacak orang-orang yang berada di daftar pencarian, serta mencegah potensi kejahatan di area perhelatan PON. Ini adalah langkah kami dalam menjaga keamanan secara menyeluruh," tambah Kompol Agung.
Selain itu, CCTV yang dilengkapi fitur face recognition juga memungkinkan pelacakan otomatis terhadap pergerakan individu yang dicurigai melakukan tindakan mencurigakan atau pelanggaran hukum. Data yang dihasilkan oleh sistem ini tidak hanya digunakan untuk tindakan segera di lapangan, tetapi juga dapat menjadi bukti kuat dalam penyelidikan atau proses hukum lebih lanjut.
Baca Juga GoTo Adopsi GitHub Copilot: Optimalkan Proses Coding dengan Teknologi AI
Menjamin Kenyamanan Peserta dan Penonton
Dengan jumlah atlet yang besar dan ribuan penonton yang diperkirakan akan memadati stadion dan arena pertandingan, keamanan menjadi isu krusial. Polri berkomitmen memastikan bahwa masyarakat dapat menikmati acara dengan rasa aman dan nyaman, baik bagi para peserta maupun penonton yang hadir. Penggunaan teknologi face recognition memungkinkan polisi merespons dengan lebih cepat dan lebih tepat terhadap berbagai ancaman, mulai dari tindakan anarkis penonton hingga insiden tak terduga lainnya.
Teknologi ini tidak hanya berfungsi sebagai pengamanan pasif, tetapi juga sebagai alat yang mempermudah koordinasi lapangan antar petugas keamanan. Data yang ditangkap oleh kamera dapat langsung diteruskan ke pusat komando, di mana tindakan dapat segera diambil apabila ada kejadian yang memerlukan intervensi. Hal ini mempersingkat waktu respons dan meningkatkan efektivitas pengamanan.
PON XXI: Perhelatan Nasional dengan Standar Pengamanan Modern
PON XXI Aceh-Sumut merupakan ajang olahraga terbesar di Indonesia, dan kali ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah PON diadakan di dua provinsi sekaligus. Dengan skala acara yang semakin besar, teknologi pengamanan modern seperti CCTV face recognition menjadi elemen kunci dalam menjaga ketertiban dan keamanan.
Polri berharap penggunaan teknologi ini tidak hanya akan membantu dalam konteks pengamanan, tetapi juga dalam menciptakan standar baru bagi perhelatan olahraga dan acara-acara besar lainnya di masa depan. "Kami ingin masyarakat dan atlet merasa tenang dan nyaman selama acara berlangsung. Teknologi yang kami gunakan akan memastikan bahwa semua aspek keamanan terjaga dengan baik," tutup Kompol Agung.
Dengan persiapan matang dan penggunaan teknologi canggih, Polri optimis bahwa PON XXI Aceh-Sumut 2024 akan berlangsung dengan aman, tertib, dan menjadi momentum penting dalam sejarah olahraga nasional. Teknologi face recognition memberikan jaminan tambahan bahwa segala potensi gangguan keamanan bisa dicegah atau ditangani dengan cepat, sehingga acara ini dapat berlangsung lancar dan sukses.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(afr)
Tinggalkan Komentar