Pemerintah Bakal Wajibkan Minimal Kecepatan Internet 100 Mbps

Teknologi.id - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), tengah berupaya meningkatkan kualitas layanan internet di Tanah Air.

Saat ini, kecepatan internet Indonesia masih di bawah standar, hanya mencapai 24,9 Mbps, menempatkannya di bawah beberapa negara tetangga seperti Filipina, Kamboja, dan Laos.

Menteri Kominfo, Budi Arie, menyatakan bahwa langkah konkret akan diambil untuk mengatasi masalah ini. Salah satu langkahnya adalah dengan menetapkan batas minimal kecepatan internet tetap (fixed broadband) di Indonesia sebesar 100 Mbps.

Budi Arie berpendapat bahwa kecepatan internet yang lebih tinggi merupakan kebutuhan dasar, dan oleh karena itu, penyedia layanan internet akan diwajibkan menjual layanan dengan kecepatan minimal 100 Mbps.

Baca juga: Huawei Bikin Internet Satelit Mirip Starlink, Kecepatannya Bikin Melongo!

Menurut Budi Arie, kebijakan ini akan memicu pertemuan dengan seluruh operator seluler dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk membahas optimalisasi kecepatan internet. "Kenapa masih menjual 5 Mbps, 10 Mbps untuk fixed internet broadband? Kenapa tidak langsung menjual 100 Mbps?" tanya Budi Arie, menegaskan niatnya untuk meningkatkan kualitas layanan internet di Indonesia.

Data dari Speedtest Global Index menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 126 dunia dalam hal kecepatan internet, dengan rata-rata 27,87 Mbps. Untuk meningkatkan capaian ini, Kominfo berkomitmen untuk memastikan kecepatan download fixed broadband mencapai 100 Mbps, upload 16,85 Mbps, dan latensi 7 ms.

Saat ini, Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura yang menempati peringkat teratas dunia dengan kecepatan fixed broadband mencapai 270,62 Mbps. Di tingkat regional, Indonesia hanya lebih baik daripada Myanmar dan Timor Leste, sehingga langkah peningkatan ini diharapkan dapat menjadikan Indonesia lebih kompetitif dalam hal layanan internet di Asia Tenggara.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)