Foto: Allthingswindows
Teknologi.id - Kehadiran ChatGPT sebagai generative artificial intelligence telah menimbulkan banyak pro dan kontra dalam masyarakat. Akibat kehadirannya, muncul berbagai macam kekhawatiran mengenai kosekuensi dari penggunaan ChatGPT dalam berbagai bidang. Namun, kekhawatiran tersebut dijawab dengan penggunaan AI Classifier yang dikembangkan oleh OpenAI
AI Classifier merupakan alat untuk mendeteksi apakah sebuah teks atau konten dibuat oleh ChatGPT atau manusia. Meskipun telah banyak membantu masyarakat dalam mengidentifikasi teks atau konten, nyatanya kini AI Classifier dinonaktifkan oleh perusahaan pengembangnya yaitu OpenAI. Simak alasan mengapa OpenAI memilih untuk menonaktifkan AI Classifier yang dianggap menjadi sebuah solusi dari tatangan kemuculan ChatGPT.
Baca Juga : Terus Berkembang, ChatGPT Keluarkan Fitur Custom Instructions!
Alasan AI Classifier kini telah dinonaktifkan oleh OpenAI
Ilustrasu ai classifier buatan open ai. Foto: MYC
Pada tanggal 20 Juli 2023, perusahaan pembuat ChatGPT yaitu OpenAI secara resmi mengumumkan bahwa AI Classifier tidak lagi dapat digunakan oleh masyarakat. Alat yang baru saja dirilis pada Januari 2023 ini dimatikan oleh OpenAI dengan alasan, rendahnya tingkat keakuratan yang dihasilkan oleh AI Classifier.
OpenAI sendiri mengakui bahwa pengklasifikasian yang dilakukan tidak cukup pandai dalam menangkap teks yang dihasilkan oleh artificial intelligence. Hal ini menyebakan teks tulisan yang dibuat manusia ditandai sebagai buatan artificial intelligence dan begitu pula sebaliknya. Selain itu, AI Classifier tidak terlalu dapat diandalkan pada teks yang berjumlah kurang dari 1000 karakter. Hal ini merupakan salah satu penyebab mengapa AI Classifier dapat mendeteksi tulisan manusia sebagai tulisan buatan artficial intelligence.
AI Classifier juga memiliki performa yang lebih buruk dalam bahasa selain Bahasa Inggris. Sehingga para pengguna yang menggunakan bahasa selain Bahasa Inggris tidak dapat mengandalkan pengkodean yang akan dilakukan dalam ChatGPT. Proses pengkalisifikasian yang dilakukan pun dapat dihindari dengan mengedit tulisan artificial intelligence yang sudah didapatkan. Bahkan faktanya, pengkasifikasian yang dilakukan oleh AI Classifier memiliki performa yang lebih buruk jika dibandingkan dengan data pelatihan yang telah dilakukan.
Maka dari itu, langkah penonaktifan alat ini dilakukan untuk memperbarui pengklasifikasian agar dapat menjadi lebih baik. Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan pada laman resminya, OpenAI mengungkapkan bahwa mereka kini tengah bekerja berdasarkan dengan feedback yang diberikan oelh para penggunanya mengenai AI Classifier. Kini OpenAI akan berfokus untuk meneliti teknik sumber seperti apa yang lebih efektif digunakan untuk teks.
Selain itu, proses pembaruan sendiri akan dilakukan dengan menambah lebih banyak data agar klasifikasi yang dihasilkan dapat menjadi lebih baik. Langkah pembaruan ini dilakukan dengan tujuan menunjukan komitmen OpenAI dalam mengembangkan dan menerapkan mekanisme yang memungkinkan penggunanya dapat memahami konten audio atau visual yang dihasilkan oleh generative artificial intelligence mereka.
Kenapa AI Classifier Perlu Dikembangkan Lebih Jauh
Ilustrasi penggunaan ai classifier. Foto: Goldpenguin
Keakuratan informasi yang dihasilkan oleh ChatGPT tentunya merupakan poin yang sangat krusial. ChatGPT sendiri merupakan generative artificial intelligence digunakan oleh masyarakat dalam berbagai jenis bidang pekerjaan. Ketika informasi yang dihasilkan tidak akurat, maka ini dapat merugikan banyak pihak. Terlebih jika informasi yang didapatkan akan disebarkan kembali dalam berbagai bentuk.
Melihat betapa krusialnya informasi yang dihasilkan, OpenAI tentu saja perlu mengambil tindakan akan rendahnya pengklasifikasian yang dilakukan oleh AI Classifier. Karena jika informasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan fakta yang ada. Maka hal ini dapat merugikan banyak pihak termasuk perusahaan pengembang ChatGPT ini. Terlebih kehadiran ChatGPT sendiri sudah menjadi sebuah poin krusial dalam berbagai industri, misalnya pada industri pendidikan.
Banyak tenaga pendidikan yang khawatir bahwa kemunculan generative artificial intelligence ini dapat menganggu proses belajar mengajar. Kehadiran AI Classifier yang digadang dapat menjawab tantangan tenaga mengajar dalam mengklasifikasikan tulisan buatan siswa tentunya disambut baik. Namun jika AI Classifier dapat memberikan kesalahan informasi dalam mengkalsifikasikan teks, tentu saja menjadikan kehadiran alat ini bukan sebuah solusi akan tantangan yang ada.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ras)
Tinggalkan Komentar