Apa Arti Sebenarnya dari Istilah "Yapping" yang Kembali Viral Ini?

Wildan Nur Alif Kurniawan . December 09, 2025

Foto: Gemini 

Teknologi.id – Dalam lautan kosakata dan tren yang bergerak cepat di media sosial, satu istilah kuno kini bangkit kembali dan merebut perhatian generasi digital: "Yapping." Kata yang awalnya merujuk pada suara gonggongan anjing ini, kini menjadi slang populer, terutama di TikTok dan X (sebelumnya Twitter), digunakan untuk mendeskripsikan perilaku berbicara secara berlebihan, mengoceh, atau berceloteh panjang lebar tanpa henti.

Fenomena yapping tidak hanya sekadar tren linguistik yang tiba-tiba muncul; ia adalah cerminan menarik tentang bagaimana platform digital berfungsi sebagai inkubator budaya dan bahasa, menghidupkan kembali kata-kata lawas dan memberinya makna kontekstual yang baru. Kebangkitan kata ini menyoroti pergeseran semantik dan dinamika sosial dalam komunikasi online.

Asal Usul Slang yang Melampaui Abad

Meskipun bagi banyak pengguna muda istilah "yapping" terasa baru, akar kata "yap" telah tertanam jauh dalam sejarah bahasa Inggris. Menurut catatan Oxford English Dictionary, kata benda 'yap' pertama kali muncul pada tahun 1600-an untuk mendeskripsikan suara yang dikeluarkan oleh anjing kecil, yakni gonggongan yang melengking atau bising.

Seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran semantik yang menarik. Pada tahun 1800-an, 'yap' bertransformasi menjadi kata kerja yang mulai diterapkan untuk menggambarkan celotehan atau omongan manusia yang bertele-tele. Sylvia Sierra, seorang profesor linguistik di Syracuse University, menjelaskan bahwa pergeseran makna ini menunjukkan adaptasi bahasa terhadap perilaku manusia. Kata ini bahkan sempat digunakan oleh para rapper ikonik seperti Jay-Z dan Nas dalam lagu-lagu mereka pada era 1990-an, menandakan bahwa "yap" telah lama menjadi bagian dari bahasa informal Amerika.

"Menurut saya, karena TikTok adalah platform yang sebagian besar isinya adalah orang berbicara, 'yapping' menjadi kata kerja yang pas dan sudah tersedia untuk diterapkan pada perilaku berbahasa di platform ini," ujar Sierra, menyoroti kecocokan istilah tersebut dengan konten yang didominasi oleh monolog dan curhatan panjang.

Baca juga: Mengapa Mimpi Kehilangan Topi Berakibat Buruk?

Foto: Gemini 

Makna Ganda di Era Digital

Popularitas istilah "yapping" meroket tajam pada pertengahan tahun 2023. Penggunaannya di media sosial memiliki dua sisi makna yang kontras:

1. Konotasi Negatif: Meremehkan Omongan Berlebihan

Penggunaan paling umum dari yapping adalah untuk mengolok-olok atau meremehkan seseorang yang dianggap terlalu banyak bicara, omongannya tidak jelas, atau omong kosong. Frasa yang sering viral adalah "What is bro yapping about?" (Orang ini lagi ngoceh apa sih?). Frasa ini biasanya dilontarkan di kolom komentar video yang dianggap terlalu panjang, filler (penuh kata-kata tidak penting), atau gagal menyampaikan poin utama. 

Misalnya, di bawah video TikTok yang panjang, kita sering menemukan komentar sarkastik seperti, "ibuku sudah yapping selama 16 tahun," atau "guruku yapping 6 jam setiap hari," menunjukkan bahwa pengguna mengasosiasikan yapping dengan omelan atau kuliah yang membosankan dan tak berujung.

2. Konotasi Positif: Merayakan Curhatan dan Berbicara

Menariknya, istilah ini juga telah diadopsi dan dirayakan sebagai julukan yang memberdayakan diri. Banyak pengguna, terutama perempuan, yang kini mengidentifikasi diri sebagai "yapper girl" (cewek yang suka ngoceh) dan menyebut video curhatan atau monolog panjang mereka sebagai "sesi yapping." Mereka mengubah istilah yang berpotensi merendahkan menjadi bentuk apresiasi diri terhadap kemampuan atau kegemaran mereka berbicara. 

Fenomena ini mengingatkan pada bukti linguistik bahwa "yap" di masa lalu terkadang secara spesifik menyasar celotehan perempuan untuk merendahkan mereka. Namun, pengguna media sosial saat ini, dengan kesadaran akan sejarah istilah tersebut, justru merayakan aspek positifnya. Ini tercermin dalam komentar-komentar romantis di X, seperti, "Salah satu hobi favoritku hanyalah mendengarkan pacarku yapping," menunjukkan bahwa yapping kini dapat berarti pembicaraan intim, jujur, dan berharga di mata orang terdekat.

Baca juga: Jensen Huang: Ibu Ajari Saya Bahasa Inggris Meski Tak Bisa Bahasa Itu

Masa Depan Bahasa di Tangan Digital

Noël Wolf, seorang ahli bahasa dan budaya dari platform belajar bahasa Babbel, berpendapat bahwa kebangkitan kembali kata-kata lama seperti yapping adalah hal yang tak terhindarkan di era digital.

"Platform-platform ini adalah tempat berkembang biaknya inovasi bahasa, di mana influencer maupun pengguna biasa sama-sama memperkenalkan dan mempopulerkan ekspresi baru atau menghidupkan kembali yang lama," jelas Wolf. Menurutnya, budaya anak muda memainkan peran vital dalam memengaruhi tren bahasa online, membentuk slang yang mencerminkan pengalaman budaya unik mereka.

Yapping kini menjadi bukti nyata bahwa bahasa adalah entitas yang hidup dan terus berevolusi, merespons kebutuhan komunikasi dari generasi ke generasi. Istilah ini bukan sekadar kata konyol yang viral, tetapi sebuah penanda tentang bagaimana komunikasi digital, meme, dan tren online kini menjadi kekuatan utama yang membentuk leksikon kita. Seiring perkembangan teknologi dan interaksi virtual yang semakin dominan, para ahli bahasa memperkirakan bahwa kita akan melihat lebih banyak lagi kata-kata dan frasa dari masa lalu yang "di-meme-kan" dan dilahirkan kembali dengan makna yang sama sekali baru di ruang siber.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar