Aman dan Ekonomis, Teknologi PLTN Gunakan Molten Salt Reactors

Nurul Afifah . March 31, 2022



Foto: pixabay


Teknologi id – Melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan riset serta pengembangan teknologi nuklir bagi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Energi nuklir sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu energi baru yang ramah lingkungan, beremisi rendah, dan dinilai mampu memenuhi kebutuhan listrik yang semakin meningkat.


Dikutip dari kompas.com, dalam pengembangannya disebutkan, salah satu jenis teknologi PLTN itu adalah molten salt reactors atau MSR. Pengembangan teknologi MSR ini dinilai aman dan lebih ekonomis, jika diterapkan di Indonesia.


“PLTN generasi ke-IV ini sangat ekonomis, tingkat keselamatan tinggi, limbah nuklir minimal, dan ketahanan proliferasi," ujar Plt Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir, ORTN BRIN, Topan Setiadipura dilansir dari laman resmi BRIN, Selasa (29/3/2022).


Molten Salt Reactors atau sering dikenal dengan MSR, merupakan salah satu jenis PLTN yang dinilai aman dan ekonomis untuk dapat diterapkan di Indonesia. Topan Setiadipura selaku Plt. Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir, ORTN BRIN memberikan penjelasan mengenai MSR.


Baca juga: Mengenal Infinity Train, Kereta Cepat dengan Tenaga Gravitasi


"Empat hal ini yang menjadi ciri khas reaktor generasi ke-IV, salah satunya adalah MSR,” ujar Topan.


Jika reaktor lainnya yang kebanyakan menggunakan bahan bakar uranium, Berbeda dengan jenis MSR yang menggunakan thorium sebagai bahan bakar utama. Topan menuturkan MSR termasuk reaktor nuklir generasi ke-IV yang paling menjanjikan, yang menggunakan liquid salt, dan dapat beroperasi pada tekanan tinggi maupun rendah.


Topan turut menambahkan, bahwa teknologi molten salt reactors menggunakan thorium sebagai bahan bakar utama, alih-alih memakai uranium seperti jenis reaktor lainnya.


“MSR keselamatannya secara umum disebutkan tidak bergantung listrik, maksudnya ketika listrik tidak ada seperti yang terjadi di Fukushima, reaktornya secara mandiri bisa menyelamatkan dirinya, istilahnya passive safety feature,” tambahnya.


Di lain pihak, anggota Dewan Pakar Masyarakat Kelistrikan Indonesia, Arnold Soetrisnanto menjelaskan bahwa bahan bakar torium lebih besar potensinya, dibandingkan bahan uranium.


Uranium umumnya memang lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar PLTN. Sehingga, PLTN torium yang sebelumnya pernah digunakan, pada akhirnya ditinggalkan karena tidak populer. Kini, torium mulai diminati kembali sebagai bahan bakar PLTN yang lebih aman kata Arnold.


“Era tahun '50 sampai '60-an saat perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika, perlombaannya tidak hanya di teknologi PLTN, namun juga penggunaan nuklir untuk senjata, teknologi senjata nuklir yaitu plutonium," ungkap Arnold.


Arnold pun melanjutkan bahwa uranium lebih disukai karena dapat menghasilkan plutonium yang juga digunakan untuk senjata nuklir.


Baca juga: Mewujudkan Net Zero dengan Tenaga Angin dan Surya


“Reaksi fisi torium tidak menghasilkan plutonium, sehingga lebih aman dan memiliki potensi lebih besar dibandingkan uranium, apalagi Indonesia mengacu pada politik yang damai,” ujarnya.


Meskipun demikian, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi terkait pengembangan teknologi molten salt reactors termasuk konsep desainnya.


“Pada umumnya reaktor generasi ke-IV memiliki tantangan dalam mewujudkan konsep desainnya. Mengapa kita tampilkan tantangannya, agar kita dapat berkolaborasi bersama dan mengatasi masalah serta tantangan tersebut sehingga menghasilkan kesuksesan,” ujar Topan.


Maka dari itu, BRIN bekerjasama dengan PT Thorchon Indonesia dalam melakukan riset maupun pengembangan, serta inovasi di bidang tenaga nuklir khususnya teknologi Thorium MSR.


Dan nantinya, dari hasil riset dan pengembangannya diharapkan dapat menghasilkan prototipe sebagai kandidat teknologi PLTN di masa depan.


Baca juga: Spesifikasi Thundertruck, Truk Listrik Tenaga Surya yang Tangguh


“Satu-satunya saat ini perusahaan yang sudah masuk dan membuka cabang di Indonesia dan rencananya akan melakukan investasi ke Indonesia adalah Thorcon, yang membawa teknologi MSR dengan thorium energy-nya,” jelas Arnold.


Sebagai tambahan, PLTN memang merupakan salah satu energi ramah lingkungan, rendah emisi, dan dianggap mampu untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.


Topan menekankan bahwa PLTN dapat menjadi pemacu bidang-bidang lain untuk ikut berkembang, seperti industri dan pendidikan. Dalam mewujudkan MSR, tentunya ada tantangan yang harus dihadapi.


(na)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar