
Teknologi.id – Nama Omer Oztok mendadak viral di media sosial setelah melakukan aksi unik: ia mengirimkan surat lamaran untuk posisi CEO OpenAI, perusahaan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang kini dipimpin oleh Sam Altman.
Langkah nekat tersebut tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga mendapat surat balasan resmi dari OpenAI yang membuat kisahnya semakin ramai diperbincangkan.
Lalu, siapa sebenarnya Omer Oztok dan apa isi balasan dari OpenAI?
Siapa Omer Oztok?
Omer Oztok adalah pria asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai pendiri startup AI bernama Sondra. Berdasarkan profil LinkedIn-nya, ia pernah bekerja di berbagai bidang, mulai dari Growth and Marketing di ikas, Researcher di Stanford University, hingga Venture Capital di e2Vc.
Namun, namanya baru benar-benar dikenal publik setelah ia dengan percaya diri melamar posisi CEO OpenAI, menggantikan Sam Altman.
Aksi Nekat Lamar Posisi CEO OpenAI
Melalui akun LinkedIn pribadinya, Omer mengaku memberanikan diri untuk melamar posisi CEO. Ia menulis:
“Aku memberanikan diri, kali ini untuk sesuatu yang lebih besar: CEO OpenAI.”
Postingan itu viral setelah diunggah ulang oleh akun-akun AI besar di Instagram, mendapat ribuan likes, dan menjadi berita global.
Menariknya, aksi ini juga membuat banyak orang akhirnya mengetahui keberadaan startup AI Sondra yang ia dirikan.
Surat Balasan dari OpenAI

Tidak hanya menjadi bahan perbincangan, lamaran Omer Oztok benar-benar dibalas oleh OpenAI. Dalam suratnya, pihak OpenAI menuliskan:
“Terima kasih atas lamaran anda untuk menjadi CEO OpenAI. Meskipun antusiasme anda tidak tertandingi, beberapa elemen dalam lamaran anda menimbulkan kekhawatiran dalam tim eksekutif kami.”
Beberapa ide Omer dianggap “membahayakan,” di antaranya:
-
Menggantikan seluruh jajaran eksekutif dengan ChatGPT untuk menekan biaya.
-
Merekrut tim AI dari Meta.
-
Melatih model GPT-6 secara eksklusif.
Pihak OpenAI menilai usulan tersebut terlalu apokaliptik atau berpotensi membawa kehancuran perusahaan.
Akhirnya, OpenAI menolak lamaran tersebut dan menegaskan bahwa mereka mencari kandidat lebih tradisional serta tidak menuntut kepemilikan saham hingga 50%.
Meski begitu, surat balasan tetap ditutup dengan kalimat sopan:
“Kami berharap anda sukses dalam usaha anda di masa mendatang.”
Reaksi Omer Oztok
Menanggapi penolakan itu, Omer tidak kecewa. Ia justru menganggap pengalaman ini sebagai momentum untuk membangun personal branding.
Di LinkedIn, ia menulis tips sederhana untuk menjadi viral:
“Ingin viral? Buat sesuatu yang ditertawakan orang, buat sesuatu yang dirasakan orang, buat sesuatu yang berani. Saya baru saja memulai…”
Ia juga optimis dengan masa depan startup miliknya:
“Tidak apa-apa, suatu hari Sondra akan menyalip OpenAI. Lihat saja.”
Baca juga: OpenAI Perkuat Keamanan ChatGPT dengan GPT-5 dan Kontrol Orang Tua
Teknologi, Karier Impian yang Penuh Tantangan
Kisah viral Omer Oztok memberi pelajaran bahwa dunia kerja teknologi, khususnya di industri AI, sangat kompetitif. Posisi strategis seperti CEO OpenAI memiliki standar yang sangat tinggi dan sulit ditembus.
Meski demikian, langkah Omer membuktikan bahwa viralitas di dunia digital bisa membuka peluang baru, terutama untuk membangun personal branding dan memperkenalkan startup ke publik.
Di balik gemerlap industri teknologi, ada persaingan ketat dan perjalanan panjang yang penuh risiko. Tidak heran jika menjadi bagian dari dunia AI kini dianggap sebagai karier impian sekaligus tantangan besar.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(ss)

Tinggalkan Komentar