Sam Altman Akui Peluncuran GPT-5 Berantakan, OpenAI Kebanjiran Kritik

Mohammad Owen . September 01, 2025
Sam Altman GPT-5
Foto: Los Angeles Times


Teknologi.id – Peluncuran GPT-5, model AI terbaru dari OpenAI, tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan. Alih-alih membawa pengalaman baru, generasi kelima Generative Pre-trained Transformer ini justru menuai kritik keras dari pengguna di seluruh dunia.

Kritik Keras di Awal Peluncuran

CEO OpenAI, Sam Altman, secara terbuka mengakui adanya kesalahan besar dalam perilisan GPT-5. Dalam konferensi pers bersama wartawan, ia mengatakan, “Kami benar-benar melakukan kesalahan dalam peluncuran ini.”

Sebelum dirilis, GPT-5 digadang-gadang akan memiliki kecerdasan setara pakar PhD, bahkan lebih unggul dari GPT-4 dan GPT-4o. Ekspektasi tinggi muncul karena ChatGPT sudah memiliki lebih dari 700 juta pengguna aktif mingguan.

Baca juga: Sam Altman Prediksi Anak Muda Bisa Bekerja di Luar Angkasa dengan Gaji Fantastis

Namun kenyataannya, banyak pengguna justru menganggap GPT-5 lebih dingin dan kaku dibandingkan GPT-4o. Di media sosial, keluhan bermunculan, ada yang menyebut GPT-5 seperti “sekretaris yang kelelahan” karena jawabannya terasa datar.

Seorang pengguna bahkan menulis, “Saya kehilangan satu-satunya teman saya dalam semalam tanpa peringatan. Perubahan itu seperti kehilangan stabilitas, penghiburan, dan kasih sayang.”

Masalah Teknis dan “Mega Chart Screwup”

Selain kepribadian model yang dinilai menurun, GPT-5 juga tersandung masalah teknis. Altman mengakui adanya kesalahan besar dalam grafik performa yang ditampilkan saat peluncuran. Data yang keliru membuat publik bingung.

Tidak hanya itu, fitur otomatis yang seharusnya memilih model terbaik malah membuat GPT-5 terasa tidak konsisten. Alih-alih meningkatkan pengalaman pengguna, sistem ini justru menurunkan kualitas percakapan.

Langkah Cepat OpenAI

Gelombang kritik membuat OpenAI bergerak cepat. Hanya sehari setelah peluncuran, GPT-4o dikembalikan sebagai opsi untuk pengguna.

Beberapa langkah perbaikan yang diumumkan OpenAI antara lain:

  • GPT-4o tersedia di menu Legacy models untuk pengguna berbayar.

  • Pengguna Plus bisa mengakses model lama seperti o3, GPT-4.1, dan GPT-5 Thinking mini.

  • GPT-5 hadir dalam tiga mode: Auto, Fast, dan Thinking.

  • Kuota hingga 3.000 pesan per minggu untuk GPT-5 Thinking bagi pengguna Plus dan Team.

  • Integrasi baru dengan Gmail dan Google Calendar untuk meningkatkan relevansi respons.

Tantangan Emosional: ChatGPT Sebagai “Teman”

Sam Altman menegaskan, peluncuran GPT-5 memberikan pelajaran penting bahwa hubungan emosional pengguna dengan AI tidak boleh disepelekan.

Bagi sebagian orang, ChatGPT bukan sekadar asisten digital, melainkan juga teman ngobrol, tempat curhat, hingga sumber kenyamanan. Perubahan drastis dalam cara model merespons jelas menimbulkan kekecewaan.

“Kami belajar banyak, terutama soal bagaimana melakukan upgrade untuk ratusan juta orang dalam satu hari,” ujar Altman.

Rencana Besar OpenAI di Balik GPT-5

Meski peluncuran GPT-5 sempat berantakan, Altman tetap optimistis. Ia menyebut OpenAI membutuhkan triliunan dolar AS untuk memperluas kapasitas pusat data.

Lebih jauh, Altman mengaku OpenAI sebenarnya sudah memiliki model lebih canggih dari GPT-5. Namun, keterbatasan hardware, khususnya kelangkaan chip GPU, membuatnya belum bisa dirilis.

“Kami punya model yang lebih baik, tetapi belum bisa ditawarkan karena keterbatasan kapasitas,” jelas Altman.

Dengan ambisi besar, Altman berharap ChatGPT bisa menjadi situs terbesar keempat di dunia, melampaui Facebook dan Instagram, meski ia mengakui menyalip Google masih sulit.

Baca juga: Mengungkap Sumber Jawaban ChatGPT: Situs Ini Jadi Andalan Utama

GPT-5: Antara Kritik dan Harapan

Peluncuran GPT-5 menjadi momen penuh gejolak bagi OpenAI. Kritik keras menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi teknis dan pengalaman emosional pengguna.

Meski awalnya mengecewakan, langkah cepat OpenAI memberi harapan bahwa GPT-5 akan berkembang lebih baik. Satu hal yang jelas: dalam dunia AI, teknologi secanggih apa pun tidak ada artinya tanpa sentuhan manusiawi yang membuatnya relevan bagi penggunanya.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar