Malaysia Tertekan, Indonesia Siap Rebut Investasi Data Center

Mohammad Owen . October 03, 2025

Sumber: mkjr_ / Unsplash

Teknologi.id- Gelombang investasi pusat data tengah mengguncang Asia Tenggara. Malaysia selama ini jadi magnet raksasa teknologi dunia untuk menanamkan modal miliaran dolar di bidang data center. Namun, di balik gemerlapnya, Negeri Jiran mulai kewalahan menghadapi tekanan geopolitik, terutama dari Amerika Serikat (AS). Situasi ini bisa jadi peluang emas bagi Indonesia untuk menyedot banjir duit investasi yang tadinya mendarat di Malaysia.

Baca juga: Bangun Pusat Data di Malaysia, Ini Alasan Google Tidak Memilih Indonesia

Malaysia di Persimpangan Jalan

Malaysia sempat digadang-gadang sebagai calon “raja data center dunia baru”. Johor, misalnya, telah menjelma jadi kawasan favorit investor global. Hingga akhir 2024, Reuters mencatat ada 12 pusat data beroperasi dengan total kapasitas 369,9 MW. Tak berhenti di situ, ada tambahan 28 proyek lagi yang siap menambah kapasitas 898,7 MW.

Besarnya minat investor bukan tanpa alasan. Harga tanah relatif murah, listrik yang lebih terjangkau, hingga lokasi strategis membuat Malaysia menjadi surga bagi para pemain besar. Nama-nama seperti Microsoft, Amazon, Google, Tencent, Huawei, dan Alibaba sudah lebih dulu merapat.

Namun, semua euforia ini diguncang oleh perang dagang AS–China. Malaysia ditekan AS agar tidak menjadi “pintu belakang” bagi China untuk mengakses chip AI buatan Amerika. Artinya, investasi dari perusahaan China bisa terganjal, sementara hubungan dagang dengan AS juga semakin rumit.

Regulasi Baru yang Membatasi

Sebagai respon terhadap tekanan AS, Malaysia baru-baru ini memberlakukan aturan ketat terkait chip berkinerja tinggi. Aturan itu mengharuskan izin ekspor, pengiriman ulang, hingga transit chip, termasuk yang diproduksi Nvidia.

Langkah ini memang dimaksudkan untuk menenangkan Washington, tapi konsekuensinya bisa jadi bumerang. Malaysia berpotensi kehilangan mitra dagang terbesar, yaitu China yang sebelumnya jadi salah satu motor penggerak investasi teknologi di negara tersebut.

Menurut para ahli, pengawasan ini akan terus meningkat seiring upaya Malaysia menjaga hubungan dagang dengan AS. Namun, semakin ketat regulasi yang diberlakukan, semakin besar pula peluang negara tetangga lain untuk mengambil alih panggung.

Indonesia Mengintip Kesempatan

Di tengah kondisi Malaysia yang serba dilematis, Indonesia muncul sebagai kandidat kuat untuk menyambut limpahan investasi pusat data. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. sudah menyiapkan diri dengan memperkuat bisnis data center yang tumbuh pesat.

Direktur Wholesale dan International Services Telkom, Honesti Basyir, menuturkan bahwa pendapatan bisnis data center Telkom meningkat hingga 30% per tahun. Saat ini, Telkom mengoperasikan 35 data center di dalam maupun luar negeri, mulai dari skala hyperscale hingga yang lebih kecil di berbagai kota.

Ambisi Telkom cukup jelas: meningkatkan kontribusi bisnis data center hingga 10% dari total pendapatan, mengurangi ketergantungan pada Telkomsel yang selama ini menyumbang sekitar 70% pendapatan grup.

Dengan pengalaman dan portofolio yang sudah matang, Indonesia punya posisi tawar yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Momentum yang Harus Ditangkap

Pergeseran arus investasi dari Malaysia ke Indonesia bukan sekadar isapan jempol. Pasar domestik yang besar, kebutuhan AI dan cloud yang terus meningkat, serta dukungan regulasi yang lebih ramah investasi bisa menjadikan Indonesia primadona baru di sektor data center.

Selain itu, Indonesia memiliki keunggulan berupa letak geografis yang strategis di tengah jalur perdagangan internasional, sumber daya manusia yang semakin terampil di bidang digital, serta komitmen pemerintah dalam mendukung ekonomi berbasis teknologi.

Namun, agar peluang ini tidak terlewat, Indonesia harus memastikan dua hal: infrastruktur energi yang andal serta regulasi yang jelas dan kompetitif. Tanpa itu, investor global bisa saja tetap memilih Malaysia atau bahkan beralih ke negara lain di Asia Tenggara.

Baca juga: Meta Minta Maaf Sudah Hapus Postingan PM Malaysia, Klaim Terjadi Kesalahan Teknis

Menanti Arah Baru Investasi Data Center

Kondisi Malaysia yang mulai tertekan memberi sinyal bahwa era baru investasi data center di kawasan bisa bergeser. Banjir duit yang selama ini mendarat di Johor, bisa saja berbelok ke Batam, Jakarta, atau kota-kota lain di Indonesia.

Kini tinggal bagaimana Indonesia bergerak cepat. Jika momentum ini bisa dimanfaatkan, bukan tidak mungkin Indonesia akan jadi pemain utama di peta global pusat data, sekaligus mengubah wajah ekonomi digital nasional.

(mo)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar