Jepang Umumkan Bangun Lift Ke Luar Angkasa Untuk Gantikan Roket

Adi Arriansyah . October 05, 2017
Foto: leparisien.fr
Setelah SpaceX mengumumkan akan mendirikan kota di Mars untuk menampung jutaan manusia nantinya, saat ini perusahaan konstruksi Jepang, Obayashi sukses memperlihatkan desain lift (elevator) yang akan membawa orang menuju luar angkasa tanpa perlu menggunakan roket. Jepang akan menggunakan langkah revolusioner untuk menggantikan penggunaan roket sebagai alat transportasi menuju antariksa. Untuk menstabilkannya, lift ini akan menggunakan penyeimbang seberat 13.000 ton. Jika berhasil, lift ini akan mengangkut hingga muatan 100 ton manusia. Hal tersebut juga dapat mengurangi masalah energi di Bumi dengan memberikan beberapa tenaga surya murah atau pun menyimpan limbah nuklir. Kabarnya, proyek ini akan memulai pembangunannya pada tahun 2025. Sementara perkaraan waktu rampungnya adalah 20 tahun. Obayashi menuturkan mereka akan membangun lift luar angkasa ini dengan ketinggian 96.000 kilometer. Dengan sistem robotik magnetik linear waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut orang dan kargo adalah 7 hari. Perusahaan mengatakan proyek yang terlihat mustahil ini akan terealisasikan dengan adanya karbon nanoteknologi. Karena daya tariknya ribuan kali lebih kuat dibanding kabel yang ada selama ini. Salah seorang peneliti Obayashi juga menuturkan bahwa memang saat ini kabel yang dimuat belum cukup panjang. Tapi dirinya yakin di 2030 nanti semuanya akan siap. Sekarang seluruh Universitas di Jepang sedang bekerjasama untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Pemecahan masalah tersbebut dilakukan lewat kompetisi tiap tahun yang diadakan. Beberapa ahli berpendapat inovasi lift ke luar angkasa ini adalah salah satu langkah untuk mengganti penggunaan roket yang sangat mahal dan juga berbahaya karena menggunakan tenaga nuklir. Biaya yang dikeluarkan jika menggunakan peswat ulang-alik untuk membawa kargo ke luar angkasa adalah USD22.00 per kilogram. Sementara perkiraan biaya untuk penggunaan elevator ke luar angkasa hanya menghabiskan biaya USD200. Sumber: Dirangkum dari Sindonews.com
author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar