Foto: Solopos
Teknologi.id - Keadaan susah sinyal yang dialami warga Desa Tanggan, Kecamatan Gesi, Sragen, Jawa Tengah, Sragen membuat mereka memutar otak untuk mengatasinya. Lewat badan usaha milik desa (Bumdes) dan menggandeng operator BUMN, mereka membangun jaringan internet mandiri.
Baca Juga: OASE Rilis Tablet Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Belajar Online
Terobosan tersebut berbuah manis. Tak kurang dari 176 rumah kini memiliki sambungan internet pribadi, dan hal tersebut belum termasuk 22 titik internet gratis yang tersebar di 22 RT.
"Layanan internet desa ini dilatarbelakangi karena di Desa Tanggan ini susah sinyal. Sedangkan kami mempunyai pemahaman bahwa hanya dengan sarana komunikasi yang baik kita bisa membuat masyarakat kita cerdas. Internet itu memang sudah sangat dibutuhkan, apalagi di masa pandemi ini untuk kepentingan anak sekolah," tutur Kepala Desa Tanggan, Mulyanto, dikutip dari detikINET, Selasa (23/2).
Awalnya, pemasangan layanan internet ini dimulai dari pemasangan 22 titik internet gratis di 22 RT. Mulyanto memang telah bercita-cita ingin mewujudkan pemasangan koneksi internet gratis sejak dirinya mulai menjabat.
"Total 22 kepala RT semua mendapatkan fasilitas gratis dari pemasangan sampai pajak per bulannya, itu memang sudah menjadi visi misi saya. Maksud kami pasang wifi di tiap RT adalah, paling tidak masyarakat bisa datang ke rumah Pak RT ketika membutuhkan internet," jelasnya.
Masyarakat pun merasa terbantu dengan layanan internet gratis ini, terlebih bagi anak-anak yang melakukan proses belajar via daring.
Seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat yang ingin memiliki jaringan internet tersebut tersedia di rumah masing-masing. Mulyanto pun berpikir keras untuk dapat mewujudkan keinginan warganya.
"Makanya kita membangun sebuah unit usaha Bumdes penyedia jaringan internet desa. Kemudian kita membuat program subsidi desa terhadap jaringan internet untuk seluruh masyarakat Desa Tanggan," paparnya.
Dengan menggandeng salah satu penyedia layanan internet pelat merah, Bumdes Tanggan membagi jaringan ke rumah-rumah warga. Hasilnya, dalam waktu enam bulan terakhir, sebanyak 176 rumah warga sudah terpasang jaringan internet pribadi.
"Untuk membantu masyarakat, pihak desa menyubsidi biaya pemasangan sambungan sebesar 50 persen. Jika warga tidak mampu, biaya ini bisa diangsur. Saat ini sudah ada 176 sambungan, dan setiap bulannya masih banyak warga yang mengajukan pemasangan baru," kata Mulyanto.
Terdapat iuran sebesar Rp100 ribu per bulan yang ditarik untuk biaya internet bulanan, yang dari iuran tersebut membuat masyarakat mendapatkan layanan internet unlimited dengan bandwith mencapai 2 Mbps.
Dana tersebut dikelola oleh Bumdes, yang jika bersisa akan dikembalikan ke warga desa lewat peningkatan fasilitas umum. Koneksi internetnya pun stabil karena menggunakan kabel fiber optik
Warga Desa Tanggan merespon baik terobosan ini. Mulyanto pun akan terus memperbanyak jaringan hingga dapat menjangkau seluruh warga yang membutuhkan koneksi internet.
"Kita hanya berupaya bagaimana mencerdaskan masyarakat Tanggan. Tidak ada jalan lain kita belajar, kecuali lewat internet. Karena banyak ilmu di situ, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya," terangnya.
Baca Juga: WhatsApp Keluarkan Pernyataan Baru Terkait Kebijakan Privasi
Berkat layanan internet desa, warga desa yang memiliki anak usia sekolah tak lagi mengalami kesulitan dalam mengikuti sekolah daring. Selain itu, warga yang memiliki sanak saudara di perantauan menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi. Ibu-ibu di desa yang berjualan online pun merasa terbantu dengan jaringan internet ini.
(rf)
Tinggalkan Komentar