Foto: ZDnet
Teknologi.id - Kementerian Pertahanan Jepang akan membuat senjata cyber berbentuk malware yang rencananya akan digunakan untuk mempertahankan diri.
Setelah dibuat, malware berisi virus dan backdoor ini akan menjadi senjata cyber pertama milik Jepang. Malware diperkirakan akan selesai dibuat pada akhir tahun fiskal ini, dan pembuatnya bukan pemerintah Jepang melainkan diserahkan ke kontraktor.
Dilansir dari laman
ZDnet, Selasa (7/5/2019), belum ada informasi resmi mengenai kemampuan malware ini, atau pun skenario bagaimana pemerintah Jepang akan menggunakannya.
Namun, dari informasi yang sudah ada bisa diasumsikan kalau malware ini hanya akan digunakan ketika Jepang menerima serangan cyber. Malware hanya akan secara khusus menyerang si pelaku penyerangan tersebut.
Jepang Berekspansi ke Medan Perang Dunia Maya
Militer Jepang sendiri saat ini tengah berkembang dan memodernisasi diri agar tak ketinggalan zaman. Terutama untuk menangkal ancaman militer China yang terus berkembang.
Sebagai bagian dari upaya modernisasi ini, pemerintah Jepang berencana untuk memperluas cakupan militernya ke ranah cyber, yang disebut oleh NATO sendiri sebagai medan perang resmi sejak Juni 2016 lalu, bersama udara, daratan, dan laut.
Jepang menjadi negara terbaru yang secara formal mengakui bahwa ia memiliki dan mengembangkan senjata cyber, selain AS, Inggris, dan Jerman.
Ada pula negara seperti Israel, China, Rusia, Korea Utara, dan Iran yang mengembangkan dan menggunakan senjata cyber, namun tak pernah mengakuinya secara resmi.
Ini bukan pertama kalinya Jepang membuat senjata cyber. Pada 2012 lalu, Jepang juga mengontrak Fujitsu untuk membuat malware '
search and destroy'.
Namun, kabarnya senjata cyber tersebut tak berhasil memenuhi hasil yang diinginkan oleh pemerintah Jepang.
(DWK)
Tinggalkan Komentar