Ahli Ciptakan Satelit untuk Bantu RI Lacak Sampah di Lautan

Rima Fidayani Rizki . December 07, 2020

Foto: Rappler

Teknologi.id - Setiap tahunnya, sebanyak 620.000 ton sampah plastik dibuang oleh sekitar 270 juta jiwa penduduk Indonesia ke saluran air. Sampah plastik yang berserakan di mana-mana hingga memenuhi kapasitas penampungan di TPA pun menjadi pemandangan yang lazim.

Baca Juga: Kapsul Jepang Berhasil Mengambil Sampel dari Asteroid Ryugu

Akibat pengelolaan sampah yang kurang baik, seringkali sampah-sampah yang menumpuk di Jakarta hanyut hingga ke lautan, dan berakhir di Pantai Bali. Hingga kini, sampah plastik masih menjadi permasalahan yang belum teratasi dengan baik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, para ilmuwan mengembangkan teknologi pelacak sampah berupa satelit. Harapannya, masalah sampah plastik dapat teratasi dengan mengikuti pergerakan sampah dan mengumpulkannya berdasarkan pola musiman, arus air, dan angin.

Proyek pelacak sampah ini merupakan kerja sama antara Kementerian Kelautan Indonesia bersama CLS (anak perusahaan Badan Antariksa Prancis), sebagai salah satu langkah untuk mengatasi 150 juta ton sampah di lautan dunia.  Proyek ini didukung oleh Bank Dunia.

Beberapa beacon satelit telah dikerahkan ke muara sungai di sekitar Jakarta, Bandung, Jawa Tengah, Pulau Sumatera, dan Palembang sejak bulan Februari lalu, yang secara rutin dipantau oleh tim.

“Kami meluncurkan suar GPS untuk mempelajari bagaimana sampah plastik masuk ke laut. Pelacak ini akan mengikuti tempat sampah berkumpul dan mendarat,” ujar Ery Ragaputra, manajer pelacakan CLS, sebagaimana dikutip dari Phys.

Satelit pelacak ini memiliki masa tahan baterai yang cukup panjang, yakni hingga satu tahun. Data-data hasil pelacakan yang dikumpulkan oleh beacon satelit secara berkala tiap beberapa jam tersebut akan dikirimkan ke markas CLS di Prancis dalam bentuk informasi.

Selanjutnya, data-data tersebut akan ditayangkan di layar markas Kementerian Kelautan. Dari data yang terkumpul itu, lokasi sampah plastik bisa diketahui sehingga bisa dilakukan pengumpulan.

Beberapa suar yang diluncurkan ini bisa terapung hingga berjam-jam atau beberapa hari untuk mencari lokasi sampah plastik. Salah satunya, suar yang diluncurkan di dekat Jakarta telah menempuh jarak 1.100 kilometer menuju pulau Bali. Sementara suar yang lainnya, dari Surabaya menuju hutan bakau di paling barat Sumatera.

“Sembilan puluh persen suar yang kami lepaskan terdampar setelah beberapa jam atau hari, ini memudahkan pihak berwenang Indonesia untuk mengumpulkan sampah,” ujar Jean-Baptiste Voisin, direktur anak perusahaan lokal CLS.

Baca Juga: Google Temukan Celah Keamanan di iOS

Tim peneliti menargetkan peluncuran suar mencapai 70 unit hingga akhir tahun. Mereka berharap, upaya pelacakan sampah ini dapat membantu membersihkan lautan Indonesia, meskipun memakan waktu hingga bertahun-tahun lamanya. Pemerintah Indonesia pun berniat untuk mengurangi  jumlah sampah plastik tersebut hingga 2/3 dalam lima tahun ke depan.

(rf)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar