Ahli China Prediksi Dunia Berubah Drastis pada 2030 karena ASI

Farsya Sabila . October 03, 2025
artificial superintelligence
Foto: NBC News


Teknologi.id – Dunia sedang bersiap menghadapi babak baru revolusi kecerdasan buatan. Dalam lima tahun mendatang, tepatnya sekitar tahun 2030, para pakar teknologi memprediksi lahirnya Artificial Superintelligence (ASI) atau kecerdasan buatan super — sistem AI yang kemampuannya bisa melampaui manusia di berbagai aspek.

Prediksi ini disampaikan oleh Zhang Peng, CEO Zhipu AI, salah satu startup AI terkemuka asal China. Menurutnya, meskipun potensi ASI sangat besar, kemunculannya tidak akan terjadi secara tiba-tiba dan masih terbatas pada bidang tertentu.

“Kalau pun ASI lahir pada 2030, kemungkinan hanya akan melampaui manusia dalam beberapa aspek, sementara pada banyak hal lain masih tertinggal jauh,”
Zhang Peng, CEO Zhipu AI.

Baca juga: Aturan Ketat Baru: China Larang Postingan Bernada Pesimis di Medsos

Perdebatan Waktu Lahirnya Artificial Superintelligence

Perkiraan waktu lahirnya ASI memang masih menjadi perdebatan panas di kalangan pakar teknologi dunia.

  • Sam Altman, CEO OpenAI, memperkirakan ASI bisa muncul di akhir dekade ini.

  • Sementara Masayoshi Son, CEO SoftBank, menilai teknologi ini baru akan matang sekitar 2035.

Namun, Zhang menegaskan bahwa perkembangan kecerdasan buatan super tidak bisa disamakan dengan target waktu yang pasti. Menurutnya, proses menuju ASI adalah perjalanan panjang dan bertahap, bukan sekadar perlombaan waktu.

Zhipu AI: Bintang Baru Kecerdasan Buatan dari China

Didirikan pada 2019 sebagai spin-off dari Universitas Tsinghua, Zhipu AI kini menjadi salah satu pemain paling menjanjikan di industri AI China.
Pada April 2025, perusahaan ini bahkan telah mengajukan dokumen untuk melantai di bursa saham daratan China — sebuah langkah besar yang menegaskan ambisi globalnya.

Menariknya, OpenAI pernah menyebut Zhipu AI sebagai pesaing baru yang patut diperhitungkan.
Langkah ini juga sejalan dengan dorongan pemerintah Beijing agar teknologi AI buatan lokal mampu bersaing di pasar internasional.

Meski begitu, Zhang menegaskan bahwa ekspansi Zhipu AI ke luar negeri bukan ambisi politik, melainkan strategi bisnis murni.
Saat ini, pendapatan dari pasar luar negeri terus meningkat, meskipun Zhipu belum berencana bersaing langsung dengan model AI asal Amerika di sektor konsumen.

“Fokus utama kami saat ini adalah layanan untuk klien korporasi, bukan bersaing dengan OpenAI atau Google,”
Zhang Peng.

Inovasi Zhipu AI: GLM-4.6 dan Langganan Coding untuk Developer

Untuk memperkuat posisinya di pasar global, Zhipu AI terus berinovasi.
Model terbaru mereka, GLM-4.6, merupakan penyempurnaan dari GLM-4.5 yang diluncurkan pada Juli 2025.

GLM-4.6 diklaim memiliki kemampuan lebih baik dalam pemrograman, penalaran, penulisan konten, hingga aplikasi berbasis agen (AI agent).
Selain itu, Zhipu juga meluncurkan paket langganan coding bagi pengembang sebagai strategi untuk memperluas sumber pendapatan langsung dari pengguna.

Zhang optimistis bahwa masyarakat China akan semakin terbuka terhadap layanan berbasis AI, terutama karena harga yang makin terjangkau dan manfaatnya yang semakin terasa.

Menuju Era Artificial Superintelligence: Peluang dan Tantangan

Prediksi kelahiran ASI pada 2030 menjadi sinyal kuat bahwa dunia sedang memasuki era baru kecerdasan buatan.
Teknologi ini diyakini akan menjadi katalis perubahan besar, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga riset sains.

Namun, Zhang mengingatkan bahwa kecerdasan buatan super tidak akan menggantikan manusia sepenuhnya.

“ASI mungkin bisa mengungguli manusia pada bidang tertentu, tetapi dalam banyak hal manusia masih tetap unggul,”
Zhang Peng.

Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa perjalanan menuju Artificial Superintelligence bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga arah dan tanggung jawab.

ASI harus dikembangkan demi manfaat bersama umat manusia, bukan sekadar untuk keuntungan segelintir pihak.

(fs)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar