.png)
Foto: chatGPT
Teknologi.id - Saat akhir tahun biasanya jadi momen diskon gadget besar-besaran, kabar tak mengenakkan justru datang dari pasar komponen. Krisis pasokan RAM membuat harga memori melonjak tajam, memaksa produsen smartphone naikkan harga jual. Xiaomi sudah resmi umumkan kenaikan harga beberapa modelnya di Indonesia mulai Januari 2026. Samsung dan Apple dikabarkan siap ikut langkah serupa. Di era di mana AI dan kamera canggih butuh RAM besar, krisis ini jadi pengingat betapa rapuhnya rantai pasok global, terutama saat demand server AI meledak.
Dampak Kelangkaan Komponen Terhadap Harga Pasar

Foto: teknoburada.net
Kabar mengenai kenaikan harga ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan laporan dari Merdeka.com, Xiaomi secara resmi telah mengonfirmasi adanya penyesuaian harga pada beberapa lini produknya. Alasan utamanya adalah lonjakan biaya produksi yang dipicu oleh kelangkaan komponen memori, khususnya RAM (Random Access Memory) dan penyimpanan internal (storage). Selama beberapa tahun terakhir, fluktuasi harga komponen memang sering terjadi, namun kali ini kondisinya dianggap cukup krusial sehingga produsen tidak lagi sanggup menanggung beban biaya tersebut sendirian.
Presiden Xiaomi Group, Lu Weibing, memberikan pernyataan yang mempertegas kondisi ini. Mengutip dari Liputan6.com, Lu Weibing mengakui bahwa biaya komponen inti, terutama memori, telah mengalami kenaikan yang sangat signifikan sejak kuartal keempat tahun lalu. Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi di pasar global, tetapi juga mulai dirasakan dampaknya di berbagai wilayah operasional mereka. Kebijakan ini diambil sebagai langkah realistis untuk menjaga keberlangsungan bisnis dan kualitas produk di tengah keterbatasan pasokan komponen yang kian mencekik.
Penyebab utama dari masalah ini adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran pada industri semikonduktor, khususnya untuk modul RAM. Seiring dengan semakin tingginya standar spesifikasi ponsel masa kini yang minimal mengusung RAM 8 GB hingga 16 GB, kebutuhan akan chip memori pun meningkat drastis. Di sisi lain, para produsen chip memori seperti Samsung Electronics dan SK Hynix dikabarkan sedang menyesuaikan kapasitas produksi mereka, yang secara tidak langsung membuat stok di pasar menjadi lebih ketat.
Baca juga: Bukan Makin Canggih, RAM HP Justru Bakal Mundur ke 4GB Akibat Lonjakan Harga
Data dari firma riset pasar Counterpoint Research menunjukkan bahwa tren kenaikan harga ini akan menghantam seluruh kategori smartphone. Menariknya, ponsel kelas bawah justru diprediksi mengalami persentase kenaikan tertinggi:
- Ponsel Low-end: Diproyeksikan naik hingga 25%.
- Ponsel Mid-range: Diproyeksikan naik sekitar 15%.
- Ponsel High-end: Diproyeksikan naik sekitar 10%.
Laporan tersebut menegaskan bahwa Samsung dan Apple kemungkinan besar akan menyesuaikan harga produk mereka mulai 2026.
Apa Dampaknya Terhadap Peta Persaingan Vendor Besar?
Melihat langkah yang diambil oleh Xiaomi, banyak pengamat industri meyakini bahwa ini hanyalah awal dari gelombang kenaikan harga yang lebih luas. Samsung dan Apple, sebagai dua penguasa pasar smartphone premium, diprediksi akan mengambil langkah serupa dalam waktu dekat. Jika vendor Xiaomi yang punya basis massa pemburu harga murah saja sudah mulai menaikkan harga, maka bagi Samsung dan Apple, penyesuaian harga menjadi sesuatu yang hampir tidak dapat terhindarkan demi menjaga margin keuntungan mereka.
Bagi Samsung, posisi mereka cukup unik karena mereka adalah produsen smartphone sekaligus produsen chip memori itu sendiri. Namun, divisi seluler mereka tetap harus membeli komponen berdasarkan harga pasar internal yang juga terdampak oleh inflasi global. Sementara itu, Apple yang memiliki rantai pasok sangat eksklusif biasanya lebih mampu meredam kenaikan harga dalam jangka pendek. Meski demikian, jika krisis RAM ini berlanjut hingga peluncuran generasi iPhone terbaru, bukan tidak mungkin jika harga jualnya akan melonjak lebih tinggi dibandingkan seri-seri sebelumnya.
Baca juga: Perang Komponen! Gamer Serukan Boikot Saat RAM dan GPU 'Diborong' Kebutuhan AI
Adaptasi Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi Industri Gadget
Krisis RAM yang berdampak pada harga smartphone ini memberikan gambaran bahwa industri teknologi sangat bergantung pada stabilitas rantai pasok komponen mikro. Bagi konsumen, fenomena ini menjadi pengingat bahwa harga perangkat elektronik tidak selamanya akan stabil atau turun. Faktor eksternal seperti ketersediaan bahan baku dan prioritas produksi di tingkat pabrikan memiliki andil besar dalam menentukan angka yang tertera di label harga toko.
Sebagai kesimpulan, kenaikan harga yang dimulai oleh Xiaomi ini adalah sinyal kuat bagi pasar bahwa biaya produksi gadget sedang berada di titik tinggi. Samsung dan Apple diprediksi akan menyusul langkah ini pada peluncuran produk-produk terbaru mereka di sisa tahun ini atau awal tahun depan. Bagi Anda yang membutuhkan ponsel baru, melakukan riset harga dan segera melakukan pembelian sebelum kenaikan merata di semua merek bisa menjadi pilihan yang bijak. Industri smartphone saat ini sedang beradaptasi dengan realitas ekonomi baru, dan konsumen pun diharapkan dapat menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap harga perangkat di masa mendatang.
Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News.
(AA/ZA)

Tinggalkan Komentar