Foto: Wallpaper Flare
Teknologi.id – Seperti yang kita ketahui, di era
saat ini drone merupakan salah satu senjata andalan di medan perang. Kian hari,
teknologi drone semakin maju dengan hadirnya drone tanpa pilot.
Bukti kecanggihan dari teknologi drone
ini tercatat dalam laporan PBB yang merinci sebuah insiden pada tahun 2020. Tahun
2020 lalu sekelompok pemberontak Libya diserang oleh pesawat tak berawak yang
bertindak secara otonom.
Laporan tersebut menerangkan kemunculan
kendaraan udara tempur tak berawak dan sistem senjata otonom mematikan. Drone
ini menyerang pemberontak tanpa masukan atau perintah dari manusia.
Insiden ini tentu menandai pertama kalinya mesin bertindak sendiri untuk menargetkan manusia. Tak ada kematian yang dilaporkan, namun pesawat tak berawak tersebut sarat dengan bahan peledak dan sangat mampu membuat korban berjatuhan.
Baca juga: Korea Utara Buat Drone Pengintai yang Mematikan
Panel Ahli Dewan Keamanan PBB di
Libya, quadcopters Kargu-2 dikerahkan di negara Afrika Utara tersebut pada
Maret 2020. Drone Kargu-2 dapat diterbangkan oleh operator manusia atau mereka
dapat menggunakan kamera on-board dan kecerdasan buatan untuk mencari target
secara mandiri. Ketika sudah cukup dekat, drone kemudian meledak saat terkena
pemicu.
Berdasarkan laporan tersebut, pasukan
Haftar mundur dari Tripoli ketika mereka diburu dan terlibat dari jarak jauh
oleh drone Kargu-2. Begitu mundur, mereka terus menerus menjadi sasaran drone
dan sistem senjata otonom yang mematikan tersebut.
"Saya meyakini kita bisa
memiliki pasukan sebanyak 120.000, di mana 30.000 di antaranya mungkin robot,
siapa yang tahu?," ujarnya.
Ia mengatakan, modernisasi pada
dasarnya berarti akan menggantikan beberapa kemampuan. Sejauh ini, kebijakan
Kementerian Pertahanan Inggris adalah bahwa hanya manusia yang dapat
menembakkan senjata.
(MIM)
Tinggalkan Komentar