Teknologi.id - Siapa yang belum familiar dengan Ruangguru? Startup satu ini terkenal bergerak di bidang pendidikan nonformal. Ruangguru memberi layanan belajar berbasis teknologi yang mencakup kelas virtual, platform ujian online, video pembelajaran, les privat, hingga kini mendirikan cabang-cabang bimbingan belajar secara offline. Perusahaan ini telah meraih berbagai penghargaan dari dalam maupun luar negeri. Saat ini, Ruangguru memiliki lebih dari 22 juta pengguna dan mengelola 300.000 guru yang menawarkan jasa dalam lebih dari 100 bidang ilmu.
Di balik semua itu adalah Adamas Belva Syah Devara dengan kepeduliannya terhadap mutu pendidikan di Indonesia. Perjalanan Ruangguru pun tak luput dari berbagai tantangan tak terduga.
Sebelum Ruangguru, Belva sudah mulai meniti rekam jejak cemerlang dalam pendidikannya. Selepas lulus SMA, berkat keaktifannya, Belva mendapatkan beasiswa penuh untuk mengenyam pendidikan di Nanyang Technological University, Singapura. Dalam masa pendidikannya di NTU, ia masuk dalam Double Dean’s List dan mengikuti kegiatan pertukaran pelajar ke University of Manchester pada 2009. Selain itu, ia juga mulai meniti karir dengan bekerja di beberapa perusahaan terkemuka di Singapura, seperti Accenture dan Goldman Sachs sebagai Summer Analyst.
Selepas lulus dari NTU, Belva kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan McKinsey & Company sebagai konsultan. Belva kemudian melanjutkan studinya di Amerika Serikat, yaitu Bisnis Manajemen di Stanford University dan Kebijakan Publik di Harvard University. Berbekal pengalaman dan sepak terjangnya dalam dunia pendidikan, Belva pun bersiasat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bersama sahabatnya, Muhammad Isman Usman, mereka mendirikan Ruangguru pada tahun 2014. Baca Juga: Sistem Baru Deep Learning Milik Ruangguru Tunjukkan Totalitas Startup Ruangguru pun berkembang pesat dan menjadi perusahaan pendidikan berbasis teknologi terbesar di Indonesia. Mereka mulai menyabet berbagai penghargaan dan terlibat dalam ajang-ajang bergengsi dunia seperti UNICEF Youth Innovation Forum 2015, Bubu Awards 2016, Google Launchpad Accelerator 2016, Solver of MIT, dan masih banyak lagi. Baik Belva maupun Iman pun tercantum dalam daftar 30 Under 30 Forbes untuk sektor teknologi konsumen di Asia. Di tahun 2019, mereka juga dianugerahi penghargaan Emerging Entrepreneur dari Ernst & Young. Dengan pesatnya prestasi Ruangguru, tentu saja tak menutupi Belva dari menghadapi berbagai tantangan besar. Misalnya saja, pada November 2019 Belva ditunjuk menjadi bagian dari staf khusus (stafsus) kepresidenan Presiden Joko Widodo. Namun dalam keadaan awal pandemi, ia menghadapi polemik mengenai program Kartu Prakerja yang disebut-sebut melibatkan Ruangguru. Belva pun mengajukan pengunduran diri pada April 2020. Belva memutuskan untuk tidak memperpanjang asumsi publik dan tidak ingin mengganggu fokus presiden dalam menangani masalah pandemi. Pada masa pandemi Covid-19 ini pula, Ruangguru mulai kebanjiran pelanggan baru, di mana mayoritas sistem belajar-mengajar bertransisi menjadi online. Dengan tingginya permintaan, Ruangguru pun merekrut lebih banyak karyawan dan guru. Namun pada akhir 2022, terdapat perubahan dalam situasi ekonomi yang tidak terprediksi, sehingga gelombang tinggi karyawan ini pun terpaksa dipangkas dalam PHK massal. Belva menyebutkan, PHK massal tersebut merupakan keputusan terberat yang harus mereka ambil. Terdapat ratusan anggota tim terbaik mereka yang terpaksa mengalami pemutusan hubungan kerja. “Kami meminta maaf atas kegagalan kami dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi ekonomi yang berkembang cepat,” demikian pernyataan Belva lewat akun Instagram (21/11/2022).
Ke depannya, Belva mengatakan, Ruangguru akan terus berinovasi dan bekerja secara efektif serta efisien. Kerja mereka akan berfokus pada hybrid learning dan membuka lebih dari 100 learning centers atau tempat bimbel offline di Indonesia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(nar)
Tinggalkan Komentar