Foto : Hipwee.com
Teknologi.id - Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk membatasi penggunaan media sosial (medsos) oleh anak-anak. Langkah ini diambil sebagai sebuah respons terhadap kekhawatiran yang semakin meningkat tentang dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan dan berdampak pada perkembangan anak-anak.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyatakan bahwa penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat membawa dampak buruk bagi anak-anak. Dalam beberapa kasus yang ditangani oleh kementeriannya, ditemukan bahwa media sosial sering menjadi pemicu masalah, termasuk kecanduan dan paparan konten yang tidak sesuai.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah berencana meluncurkan program “Ruang Bersama Merah Putih” yang akan dilaksanakan pada Peringatan Hari Ibu, 22 Desember 2024. Program ini bertujuan untuk menyediakan alternatif kegiatan bagi anak-anak, sehingga mereka tidak terlalu bergantung pada gadget dan media sosial.
Baca Juga : Ini Pesan Bos Nvidia untuk Anak Muda Indonesia Menghadapi Era AI
Arifah Fauzi menjelaskan bahwa program ini akan melibatkan berbagai kementerian dan akan dilaksanakan di tingkat desa. Dalam ruang bersama ini, anak-anak akan didorong untuk terlibat dalam berbagai kegiatan kreatif dan edukatif seperti tari, menulis, menggambar, dan bermain drama. Selain itu, permainan tradisional juga akan diperkenalkan kembali sebagai alternatif yang sehat dan mendidik bagi anak-anak.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung penuh inisiatif ini. Mereka menekankan pentingnya melindungi anak-anak dari eksploitasi dan bahaya yang dapat timbul dari penggunaan media sosial yang tidak terkontrol. KPAI juga mendorong penegakan hukum yang lebih ketat terhadap situs-situs yang menyebarkan konten tidak pantas.
Namun, ada tantangan yang harus dihadapi dalam implementasi kebijakan ini. Salah satunya adalah bagaimana memastikan anak-anak tetap mendapatkan akses ke teknologi dan informasi yang bermanfaat tanpa terjebak dalam penggunaan yang berlebihan. Selain itu, perlu ada kerjasama yang erat antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak secara sehat.
Baca Juga : Australia Segera Sahkan UU Larangan Anak Pakai Media Sosial
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan anak-anak pada media sosial, pemerintah juga berencana untuk melibatkan mahasiswa dalam program ini. Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi akan diajak untuk magang di ruang bersama dan membantu mengajarkan keterampilan baru kepada anak-anak. Dengan demikian, anak-anak dapat mengisi waktu mereka dengan kegiatan yang bermanfaat dan mengembangkan bakat mereka.
Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan untuk menetapkan batasan usia bagi pengguna media sosial. Usulan ini mencakup pembatasan usia minimal 17 tahun untuk penggunaan platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko paparan konten yang tidak sesuai dan melindungi anak-anak dari dampak negatif media sosial.
Mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan, seperti kecanduan yang menyebabkan Anak-anak bisa menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari di platform tersebut. Media sosial juga sering kali memiliki konten yang tidak sesuai untuk anak-anak, seperti kekerasan, pornografi, atau informasi yang menyesatkan. Paparan konten semacam ini bisa berdampak buruk pada perkembangan mental dan emosional mereka.
Selain itu, anak-anak bisa menjadi korban atau pelaku cyberbullying. Ini bisa menyebabkan stres, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya. Menggunakan gadget sebelum tidur juga berdampak pada kualitas tidur anak yang akan terganggun sehingga akan menyebabkan anak-anak untuk sulit fokus. Untuk mengatasi dampak negatif ini, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memantau dan membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak, serta memberikan edukasi tentang penggunaan teknologi yang sehat dan bertanggung jawab.
Pembatasan penggunaan media sosial pada anak-anak adalah langkah penting yang diambil oleh pemerintah untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif teknologi. Dengan menyediakan alternatif kegiatan yang bermanfaat dan mendidik, serta melibatkan berbagai pihak dalam implementasinya, diharapkan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat dan positif.
Selain pemerintah, tentu dibutuhkan juga Kerjasama antara pemerintah, orang tua, lembaga sekolah dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan program ini dan menciptakan masa depan yang lebih baik lagi bagi anak-anak di Indonesia.
Baca artikel dan berita lainnya di Google News.
(nda)
Tinggalkan Komentar