Teknologi.id - Sebuah potret terbaru dari Gunung Anak Krakatau mengenai tragedi yang menyebabkan
Tsunami Selat Sunda (22/12). Penampakan dari gambar radar yang diperoleh pada hari Rabu ini berasal dari satelit ICEYE-X2. Sebuah Satelit Finlandia yang akan segera menjadi bagian dari orbit jaringan sensor terbesar.
Dikutip dari
BBC News, diketahui gunung Anak Krakatau terus berevolusi dan ketinggiannya semakin berkurang. Ketinggian aslinya sebelumnya 340 meter dikurangi akibat bencana menjadi hanya 110 meter. Tetapi, erupsinya saat itu membuat bentuk baru dengan struktur yang tersisa.
"Gambar ini menunjukkan gunung itu berada dalam fase pembangunan, dengan kawah tidak lagi terhubung ke laut seperti dalam gambar dari sekitar seminggu yang lalu," kata Dr Andy Hopper dari Universitas Leeds, Inggris.
Lebih dari 400 orang tewas di sepanjang Jawa dan Sumatra ketika tragedi tsunami Selat Sunda.
Para ilmuwan sangat bergantung pada satelit radar untuk mengontrol kondisi hari-hari setelah keruntuhan dan mencoba memahami apa yang terjadi. Radar tersebut melihat pada kondisi siang atau malam, dan bahkan dengan menembus awan tebal. Para peneliti beruntung, sebuah platform Sentinel Uni Eropa lewat hanya beberapa jam setelah kegiatan. Tetapi, pengamatan semacam itu tidak selalu tepat waktu.
Satelit Kedua yang Diluncurkan
ICEYE yang berbasis di Helsinki berharap untuk memperbaiki hal ini dengan memasang konstelasi satelit radar kecil. ICEYE-X2 adalah satelit ruang angkasa kedua yang diluncurkan dan dalam lima hingga delapan lainnya akan ikut naik tahun ini. Semua platform ini seukuran koper, jauh lebih kecil dari sensor radar tradisional yang ditempatkan di orbit.
Gambar di bagian atas halaman ini dipotong dan dikompresi, tetapi data asli menghasilkan resolusi 3m x 3m (fitur yang lebih besar dari ini di tanah dapat dilihat). ICEYE ingin memasangkan visi kuat ini dengan resolusi temporal tinggi, yang berarti satu titik di permukaan bumi dapat disurvei beberapa kali sehari. Sebuah konstelasi dari 30 platform in-orbit yang dapat mengamati lokasi lintang tengah, seperti London atau Paris, dalam sekitar 15 kali sehari.
Indonesia sendiri dikabarkan akan menggandakan anggaran lebih untuk bantuan bencana, tahun mematikan akibat bencana alam dalam satu dekade ini. Selain tragedi pada 22 Desember, gempa bumi dan tsunami Palu juga menelan korban lebih dari 2.000 orang pada bulan September.
Kementerian Keuangan Indonesia mengatakan $750 juta atau sekitar Rp.10,5 triliun akan dicadangkan untuk penanganan segera pasca bencana, sedangkan $350 juta atau Rp. 4,9 triliun lainnya akan dicadangkan untuk upaya rekonstruksi.
(ZS)
Tinggalkan Komentar