Foto : magazine.alumni.ubc.ca
Teknologi.id - Ilmuwan telah memperkirakan Bumi berumur 4,54
miliar tahun atau kurang lebih 50 juta tahun. Usia tersebut di bawah separuh
usia Galaksi Bima Sakti yang sekitar 11-13 miliar tahun dan sekitar sepertiga
usia Alam Semesta (10-15 miliar tahun), sebagaimana dikutip dari laman BBC
Science Focus.
Diketahui, bentuk kehidupan paling awal muncul di Bumi antara
3,77 miliar hingga 4,28 miliar tahun yang lalu.
Selama 450 juta tahun, Bumi pernah mengalami "kiamat" atau kematian massal 5 kali. Itulah yang dipahami selama ini. Dalam publikasi di Geological Society of American Bulletin, ilmuwan mengatakan, ada satu lagi peristiwa yang bisa disebut kematian massal, yaitu peristiwa Capitanian yang terjadi 262 juta tahun lalu.
David Bond dari
University of Hull dan timnya melakukan penelitian di Spitsbergen, pulau pada
jarak 890 km dari pulau utama Norwegia, untuk membuktikan adanya
"kiamat" keenam itu.
Perubahan iklim jadi salah satu yang menakutkan saat ini. Bahkan sekitar 15 ribu ilmuwan memperkirakan bencana global akan terjadi.
Pendapat Para Ilmuan
Menurut mereka yang berasal dari 161 negara, bencana akan
terjadi akhir abad ini. Kehidupan Bumi juga terancam karena perubahan iklim
yang terjadi dengan cepat.
Peneliti pascadoktoral Oregon State University (OSU) dan
salah satu penulis utama studi, Christopher Wolf, mengungkapkan sejumlah
potensi risiko yang mengancam kehidupan Bumi. Termasuk ancaman kekurangan
makanan dan air bersih.
Penelitian yang dilakukan Wolf dan timnya menemukan banyak
data mengejutkan soal perubahan iklim. Misalnya rekor iklim yang pecah dengan margin
besar terjadi tahun lalu.
Mereka juga menyinggung kebakaran hutan di Kanada yang
terjadi tahun 2023. Kejadian itu jadi titik kritis untuk rezim baru.
Selain itu kekhawatiran juga diungkapkan salah satu penulis
penelitian dan profesor kehutanan terkemuka di OSU, William Ripple. Menurutnya
ada pola mengkhawatirkan karena manusia tak berbuat banyak untuk memperbaiki
masalah tersebut.
"Kami juga hanya menemukan sedikit kemajuan yang bisa
dilaporkan terkait upaya umat manusia dalam memerangi perubahan iklim,"
kata Ripple dalam pernyataannya.
Banyak alasan bencana tersebut terjadi. Misalnya industri
bahan bakar fosil dan juga insentif yang diberikan pemerintah.
Para peneliti memberikan pandangan cara mencegah bencana
tersebut semakin mengkhawatirkan. Salah satunya mengajak masyarakat beralih
tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil.
Mereka juga memberikan pesan khusus pada golongan orang kaya. Yakni untuk tidak lagi melakukan konsumsi yang berlebihan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(aa)
Tinggalkan Komentar