Foto: The Jakarta Post
Teknologi.id - Soumya Swaminathan, seorang ilmuwan top di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan bahwa kecil kemungkinan jika dunia bisa kembali normal karena COVID-19 hingga 2022. Menurutnya, banyak orang yang telah membayangkan di Januari 2021 mendatang vaksin tersedia di seluruh dunia, "tapi itu hanya sebuah fantasi, bukan begitu cara kerjanya," ujar Swaminathan.
Baca Juga: Cara Membuat Link WhatsApp di Instagram
Swaminathan, yang juga sebagai kepala sains WHO, menunjukkan bahwa garis waktu yang paling memungkinkan dan realistis ialah menempatkan peluncuran vaksin COVID-19 selama pertengahan 2021 dan proses imunisasi vaksinnya pun juga akan memakan waktu banyak. "Mengenakan masker dan jaga jarak sosial juga masih diperlukan untuk sementara waktu," ucapnya, dikutip dari Fox News, Rabu (16/9), seperti dilansir dari Tempo, Jumat (18/9).
Menurut Swaminathan pula, WHO perlu 60-70 persen dari populasi yang sudah memiliki kekebalan sebelum mulai memperhatikan penurunan dramatis penularan virus COVID-19. "Kami juga tidak tahu berapa lama vaksin ini akan melindungi, itulah tanda tanya besar lainnya: Berapa lama kekebalan bertahan? Dan, mungkin saja Anda membutuhkan penguat," imbuhnya.
Pada minggu ini, ada prediksi serupa dari salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates. Miliarder asal Amerika tersebut turut membantu mendanai pengadaan vaksin. Gates mengatakan bahwa dengan kekebalan masyarakat global saat ini tampaknya tidak mungkin dunia kembali normal sampai 2022, dikutip dari New York Magazine.
Menurutnya pula, tantangan lain akan muncul seperti distribusi vaksin jika 80 persen dari semua vaksin disetujui dan mendapatkan semua kapasitas untuk memberantas virus. "Itu memakan waktu hingga 2022. Anda berharap itu tidak melewati tahun 2022?" ujar Gates.
Baca Juga: Begini Cara Share Screen di Teams
Untuk mengembangkan sebuah vaksin yang layak biasanya membutuhkan waktu paling cepat satu dekade. Namun, usaha dalam menghasilkan vaksin virus Corona tersebut telah dipercepat ke kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. New York Times melaporkan bahwa saat ini ada 40 vaksin yang sedang uji klinis dan sembilan sudah masuk pengujian Fase 3 di seluruh dunia.
(rf)
Tinggalkan Komentar