Wamenkominfo Ungkap Terduga Pelaku Serangan Ransomware di PDNS

Teknologi.id . June 27, 2024

pdns

Teknologi.id - Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 terkena serangan ransomware Brain Cipher yang menyebabkan gangguan pada layanan publik sejak Kamis (20/6/2024). Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, mengungkapkan dugaan penyebab dan pelaku serangan siber tersebut.

Nezar menjelaskan bahwa sebelum PDNS 2 mengalami kerusakan, telah ada notifikasi dari peretas bahwa ransomware telah masuk ke sistem dan mengenkripsi data.

"Karena kita tahu bahwa ransomware itu dia encrypt files yang ada, itu dia kunci, dan kuncinya tuh dia pegang. Kalau kita mau buka, kita harus bayar tebusan," kata Nezar di Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Diketahui bahwa peretas meminta tebusan sebesar USD 8 juta atau sekitar Rp 131 miliar agar data yang terkunci dapat diakses kembali.

"Kita tidak melakukan yang soal opsi bayar tebusan itu, tapi kita lakukan langkah mitigasi untuk menyelamatkan data-data yang ada," tambahnya.

Pemerintah terus menyelidiki dampak dan penyebab serangan ransomware Brain Cipher ini ke PDNS 2. Pelaku serangan juga akan terus diburu.

Baca juga: Ini Alasan PDN Belum Normal Setelah 6 Hari Diserang Hacker

"Sejauh ini itu (pelaku dari luar negeri) yang kita identifikasi. (Orang dalam) enggak," ujar Nezar.

"Kalau kita lihat virusnya segala macam itu dari luar negeri (menurut) BSSN, bagaimana bisa masuk segala macam lewat endpoint itu masih tahap investigasi, jadi konklusif. Apakah dari orang atau tidak ada orang dalam. Apakah itu karena dilakukan dengan tidak sengajaan, kecerobohan, klik satu link sehingga dia terinfeksi ini dalam investigasi," jelasnya.

Akibat tumbangnya PDNS 2, sebanyak 282 instansi pemerintah pusat maupun daerah yang menggunakan fasilitas tersebut terdampak. Sejak serangan enam hari lalu, baru lima layanan publik yang kembali normal.

"Kita sudah identifikasi itu ada sekitar 44 yang dalam proses bisa langsung up karena cuma punya backup 238 masih dalam monitoring dan Insya Allah sebagian besar tidak terlalu terdampak kita berharap pemulihannya bisa lebih cepat dan melakukan migrasi data pemulihannya karena ransomware itu dia encrypt data," tutup Nezar.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar