Foto: Pexels
Teknologi.id - Pejabat AS telah meminta AT&T dan Verizon untuk menunda lebih lanjut penyebaran 5G karena ketidakpastian tentang gangguan pada peralatan keselamatan penerbangan yang vital.
Pada hari Jumat, Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg dan Administrator FAA, Steve Dickson mengirim surat kepada CEO dari dua telekomunikasi meminta penundaan "tidak lebih dari dua minggu,"
Mulanya, penyebaran teknologi berkecepatan tinggi tersebut di AS telah ditetapkan pada 5 Desember 2021. Namun raksasa penerbangan Airbus dan Boeing merasa khawatir mengenai potensi gangguan terhadap perangkat yang digunakan pesawat untuk mengukur ketinggian.
Buttigieg dan Dickson menulis bahwa mereka memperkirakan penyebaran 5G masih akan dimulai pada 5 Januari dengan pengecualian tertentu di sekitar bandara prioritas.
Perusahaan telekomunikasi tersebut ingin mulai menyebarkan spektrum 5G baru yang mereka beli pada awal 2021, yang menggunakan frekuensi C-band.
Frekuensi spektrum tersebut memungkinkan gelombang radio mencapai titik manis antara kecepatan tinggi dan jarak jauh, memungkinkan penyebaran 5G berkecepatan lebih tinggi daripada yang dapat dicapai spektrum LTE tradisional, tanpa batasan jarak yang mencekik yang datang dengan gelombang milimeter 5G.
Baca juga: Kemendagri Uji Coba Ganti E-KTP Dengan QR Code, Setuju?
Menyebarkan penerapan ini adalah langkah penting bagi AT&T dan Verizon untuk menjadikan 5G sebagai peningkatan yang berharga dan tetap kompetitif dengan T-Mobile, yang telah mulai menerapkan spektrum serupa.
Para pejabat khawatir bahwa frekuensi C-band dapat mengganggu altimeter dan mencegah penggunaan sistem pendaratan terpandu yang dimaksudkan untuk saat-saat visibilitas rendah, yang mengancam keselamatan pesawat.
Pada tanggal 7 Desember, FAA melangkah lebih jauh dengan memberi tahu pilot bahwa mereka tidak akan dapat menggunakan sistem pendaratan yang dipandu dan otomatis di bandara dimana dianggap ada gangguan, yang secara teoritis dapat menyebabkan banyak penundaan penerbangan.
Buttigieg dan Dickson ingin mengidentifikasi "bandara prioritas" dan strategi mitigasi sehingga sebagian besar pesawat komersial besar dapat beroperasi dengan aman dalam segala kondisi."
AT&T dan Verizon merasa keberatan dengan penundaan tersebut. Pada hari Jumat, perusahaan menuduh industri kedirgantaraan menahan penyebaran "sandera" kecuali mereka menutupi biaya peningkatan altimeter.
Verizon juga masuk ke industri penerbangan, mengatakan kepada Insider, "Industri ini yang mendapat $54 miliar dari dana pembayar pajak, bailout pemerintah selama beberapa tahun terakhir ini jelas memiliki masalah yang jauh lebih besar untuk dikhawatirkan." ujarnya.
(AR)
Tinggalkan Komentar