Foto: Unsplash
Teknologi.id - Perkembangan teknologi keuangan kini membuat masyarakat lebih memilih untuk melakukan transaksi melalui pembayaran digital, dibandingkan dengan menggunakan uang cash. Saat ini, ke luar rumah tanpa dompet tidak masalah, yang penting jangan ketinggalan telepon seluler (ponsel). Karena semua rata-rata orang di Indonesia saat ini lebih memilih menaruh uangnya di dalam ponsel.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Uang di dalam ponsel itu disebut dompet elektronik alias e-wallet. Selain di ponsel, uang juga kini bisa berbentuk kartu yang kini wajib digunakan untuk bertransaksi di jalan tol. Uang dalam bentuk aplikasi dan kartu itu disebut uang elektronik. Lantas, bagaimana masa depan uang kertas ke depannya? Besar kemungkinan uang kertas mungkin akan ditinggalkan masyarakat.
Baca Juga: Harga Kripto Bitcoin Turun, Efek Covid-19 dan Negara ini
Bank Indonesia melaporkan, sejak pandemi Covid-19 terjadi kenaikan transaksi penggunaan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) oleh merchant. Hingga 1 November 2021, jumlah merchant QRIS telah menembus angka 12,5 juta. Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan akhir tahun 2020 yang baru mencapai 5,8 juta merchant.
QRIS yang beroperasi di 34 provinsi, 480 kabupaten/kota, digunakan oleh 88% usaha mikro dan kecil, serta diselenggarakan oleh 68 penyelenggara jasa pembayaran baik bank maupun selain bank. Dalam siaran resminya, Bank Indonesia menjelaskan alat transaksi QRIS telah digunakan mulai dari pedagang mikro, kecil, menengah dan besar pada berbagai sektor usaha, serta juga digunakan untuk donasi sosial keagamaan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota.
Tahun depan, BI menaruh target 15 juta merchant akan menggunakan QRIS. BI juga akan memperluas penggunaan QRIS antara negera dan melanjutkan elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah, bansos G2P 4.0, moda transportasi, serta digitalisasi UMKM dan pariwisata.
(SA)
Tinggalkan Komentar