Foto: BBC Indonesia
Teknologi.id - Kapal kontainer Ever Given yang merupakan bagian dari armada milik Evergreen Marine Corp (EMC) tersangkut di Terusan Suez sejak Selasa 23 Maret 2021 lalu.
Hal ini menyebabkan kemacetan parah, membuat lebih dari 300 kapal terhambat, termasuk beberapa yang terpaksa mengubah rute pelayaran ke selatan Afrika.
Upaya mengapungkan kembali kapal raksasa itu adalah upaya panjang yang melibatkan kapal tunda (tug boat) dan kapal keruk.
Untuk memindahkan kapal Ever Given yang menutup jalur Terusan Suez bukanlah hal yang mudah. Dikutip dari CNBC Indonesia, tim penyelamat harus mengeruk pasir sebanyak 30 ribu meter kubik di sekitar kapal.
Baca juga: 7 Senjata Militer Termahal di Dunia, Indonesia Mau Beli?
Selain itu dibutuhkan 11 kapal derek kecil dan dua kapal derek laut besar untuk dapat menarik kapal dengan bobot 224 ribu ton tersebut.
Belum lagi tim penyelamat juga harus bekerja dengan secepat mungkin untuk meluruskan lagi kapal peti kemas tersebut.
"Tekanan waktu untuk menyelesaikan operasi ini terbukti dan belum pernah terjadi sebelumnya," kata CEO Smit Salvage, Peter Berdowski dikutip Reuters, Rabu 31 Maret 2021.
Smit Salvage dan SCA atau Otoritas Terusan Suez bekerja sama dalam tim untuk melakukan penyelamatan kapal yang menutup Terusan Suez selama seminggu terakhir tersebut.
Baca juga: 7 Helikopter Tempur Tercanggih di Dunia, Indonesia Punya Dua
Foto: Detik
Misi itu akhirnya selesai setelah Senin pagi waktu setempat. Berbagai kapal ‘penyelamat’ berhasil mengapungkan kapal Ever Given dan meluruskan sesuai dengan jalur kanal.
Setelah beberapa jam, Ever Given berhasil manuver bebas oleh kapal derek saat air pasang berubah.
Dengan posisi melintang Ever Given memang membuat kemacetan bagi kapal-kapal yang hendak melintas di Terusan Suez. Namun masih butuh beberapa hari lagi untuk lalu lintas bisa kembali normal.
Ada banyak kapal berbagai jenis menunggu dapat melewati Terusan Suez. Diantaranya puluhan kapal kontainer, kapal pembawa bahan baku, tanker minyak dan kapal gas alam.
Baca juga: Indonesia Buat Kapal Perang Baru, Punya Senjata Canggih
Ketua SCA, Osama Rabie menjanjikan dalam empat hari, lalu lintas di perairan itu akan segera kembali normal. "Kami akan bekerja siang dan malam untuk mengakhiri timbunan," ungkapnya.
Kerugian akibat kemacetan yang disebabkan oleh kapal kargo raksasa ini mencapai US$3 miliar atau sekitar Rp43 triliun per hari, kata pakar sejarah maritim, Sal Mercogliano, dikutip dari Detik.
Sebelumnya, harga minyak mentah di bursa berjangka global juga sempat naik enam persen setelah para pelaku pasar berjaga-jaga atas dampak gangguan di Terusan Suez tersebut.
(fpk)
Tinggalkan Komentar