Teknologi.id – Sejak didirikan pada tahun 2015 sebagai organisasi non
profit nirbala, kini OpenAI berevolusi menjadi Public Benefit Corporation (PBC).
Dengan beralih status dari organisasi nirbala menjadi PBC, OpenAI
secara hukum memiliki kewajiban ganda yaitu menyeimbangkan finansial sekaligus
mempertahankan misi publiknya untuk memastikan kecerdasan buatan umum (AGI) dapat
memberikan manfaat bagi manusia.
OpenAI menegaskan bahwa struktur PBC akan memperkuat komitmennya terhadap
pengembangan AGI yang aman dan bermanfaat secara global.
Apa itu Public Benefit Corporation (PBC)
Public Benefit Corporation adalah bentuk perusahan yang berorientasi pada
keuntungan. Secara hukum, bagi perusahaan yang masuk ke dalam PBC diwajibkan
untuk mengejar tujuan sosial atau manfaat publik di samping tujuan ekonominya.
Perusahaan dengan status PBC harus menyeimbangkan 3 hal
- Kepentingan pemegang saham
- Dampak terhadap masyarakat dna lingkungan
- Tujuan publik yang telah disepakati
Setiap tahun, perusahaan PBC akan diwajibkan membuat laporan manfaat
publik atau public benefit report yang menjelaskan sejauh mana mereka telah
mencapai tujuan tersebut.
Di bentuknya Public Benefit Corporation ini merupakan solusi dari
permasalahan antara “bisnis” dan “tanggung jawab sosial”. Sehingga dengan hadirnya
PBC diharapkan menjadi jalan tengah bagi perusahaan yang ingin berkontribusi
kepada masyarakat tanpa harus menjadi bagian dari organisasi nirbala.
OpenAI Beralih menjadi Public Benefit Corporation (PBC)
Sebagai salah satu perusahaan riset dan pengembangan teknologi
kecerdasan buatan (AI) terbesar di dunia, OpenAI pertama kali didirikan pada
tahun 2015 sebagai organisasi nirbala. Tujuan awal dari OpenAI adalah mengembangkan
kecerdasan buatan umum (AGI) yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
Seiring pertumbuhan ambisi OpenAI untuk mengembangkan AGI dan skala
riset yang semakin besar, OpenAI menyadari bahwa kerangka non-profit
tradisional (nirbala) tidak cukup untuk mengakomodasikan kebutuhan modal dan
operasional.
Maka dari itu, dalam pengumuman yang dirilis pada blog resmi, OpenAI menyatakan bahwa mereka
perlu mengumpulkan modal lebih banyak dan membutuhkan ekuitas konvensional
dengan struktur khusus.
“Ratusan miliar dolar kini diinvestasikan oleh perusahaan-perusahaan besar dalam pengembangan AI menunjukan apa yang sebenarnya dibutuhkan OpenAI untuk terus menjalankan misinya. Sekali lagi kami perlu mengumpulkan modal lebih banyak dari yang kami bayangkan” tulis Bret Taylor - dewan direksi OpenAI pada pengumuman tersebut.
Baca juga: OpenAI Luncurkan ChatGPT Atlas: Browser AI Canggih Pengganti Google Chrome?
Pada 28 Oktober 2025 OpenAI mengumumkan sturktur baru dan menjadi
bagian dari Public Benefit Corporation.
- Lembaga
nirbala tersebut sekarang menjadi OpenAI Foundation
- Perusahaan yang mencari keuntungan itu sekarang menjadi perusahaan yang memberikan manfaat publik disebut OpenAI Group PBC yang tidak seperti perusahaan konvensional. Diharuskan untuk memajukan misi yang telah ditetapkan dan mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas dari semua pemangku kepentingan guna memastikan misi perusahaan dan keberhasilan komerisal maju bersama
- Yayasan OpenAI tetap mengendalikan OpenAI Group. Yayasan ini kini memegang ekuitas konvernsional di OpenAI Group – dengan semua pemegang saham berpartisipasi secara proposional dalam setiap peningkatan nilai OpenAI Group – menyelaraskan insentif jangka panjang dengan dampak dan pertumbuhan
- OpenAI Foundation dan OpenAI Group memiliki misi yang sama
OpenAI Foundation akan memegang saham OpenAI Group PBC sebesar 26% atau setara dengan 130 miliar dollar AS (sekitar Rp 2.161 triliun). Selain itu, sekitar 47% saham OpenAI Group PBC milik karyawan dan investor baik yang masih aktif maupun sudah pensiun.
“Kami percaya bahwa teknologi terkuat di dunia harus dikembangkan dengan cara yang mencerminkan kepentingan kolektif dunia. Penyelesaian rekapitalisasi kami memberi kami kemampuan untuk terus mendorong batas-batas kecerdasan buatan dan struktur perusahaan yang diperbarui memastikan kemajuan melayani semua orang” tutup Taylor.
Kerjasama antara OpenAI dan Microsoft
Setelah OpenAI resmi berganti status menjadi
PBC, OpenAI memperbarui perjanjian dengan perusahaan milik Bill Gates, Microsoft
yang selama ini menjadi investor utama. Diketahui, Kini Microsoft menguasai 27%
saham pada OpenAI.
Sebagai bagian dari kerjasama, OpenAI telah memperpanjang kontrak
pembelian layanan Azure dengan tambahan senilai 250 miliar dollar AS atau
sekitar Rp 4.160 triliun.
Baca artikel dan berita lainnya di Google News
(SS)
.jpg)

Tinggalkan Komentar