Sumber: Kev Costello/Unsplash
Teknologi.id - Bayangkan kamu sedang santai, lalu tiba-tiba HP berbunyi ting!. Bukannya lega karena ada kabar, justru muncul rasa was-was. "Ada masalah apa?", "Kenapa dia balasnya singkat banget?", atau malah "Postinganku nggak ada yang like ya?"
Baca juga: Atasi WhatsApp Anxiety, Berikut Cara Mematikan Akses Internet Hanya untuk WhatsApp
Jika kamu pernah merasakan itu, bisa jadi kamu sedang mengalami digital anxiety alias kecemasan digital. Fenomena ini semakin marak di era banjir informasi, dan ternyata bukan hanya sekadar rasa tidak nyaman biasa. Menurut Psychology Today, ini adalah bentuk nyata dari tekanan psikologis yang muncul akibat interaksi kita dengan teknologi dan media sosial.
Apa Itu Digital Anxiety?
Digital anxiety adalah bentuk kecemasan yang muncul akibat konsumsi atau interaksi dengan media digital, seperti notifikasi ponsel, email, pesan instan, atau unggahan media sosial. Gejalanya bisa berupa perasaan:
- Cemas berlebihan saat menerima notifikasi
- Iri atau FOMO saat scroll media sosial
- Merasa tidak cukup atau gagal membandingkan diri dengan orang lain
- Lelah secara emosional setelah berjam-jam menatap layar
- Isolasi sosial karena lebih sibuk dengan dunia maya daripada dunia nyata
Yang menyedihkan, kadang kita tidak sadar kalau kita sudah overload secara emosional.
Kenapa Notifikasi Bisa Menjadi 'Trigger'?
Notifikasi, secara fungsi, memang dibuat agar kita tidak ketinggalan informasi. Tapi ketika notifikasi datang bertubi-tubi, email dari kantor, pesan WhatsApp dari grup, DM dari Instagram, otak kita bisa kewalahan.
Alih-alih jadi pengingat yang membantu, notifikasi berubah jadi pemicu kecemasan. Terlebih jika isinya berkaitan dengan konflik, tugas menumpuk, atau interaksi yang membuat kita merasa tidak aman secara emosional.
5 Cara Mengatasi Digital Anxiety
Untungnya, digital anxiety bukan sesuatu yang tak bisa diatasi. Berikut ini adalah lima langkah yang bisa kamu coba untuk mulai me-reset hubunganmu dengan dunia digital:
1. Jujur pada Diri Sendiri tentang Kebiasaan Digital
Langkah awal yang paling penting: sadari dan akui dulu. Berapa lama kamu screen time dalam sehari? Kapan kamu mulai membuka HP setelah bangun tidur? Apakah kamu merasa lebih baik atau justru gelisah setelah membuka media sosial?
Membuat jurnal kecil bisa membantu kamu mengidentifikasi polanya. Dari sini, kamu bisa tahu kapan kamu butuh rehat dari layar.
2. Terima Bahwa Cemas Itu Normal
Cemas itu manusiawi. Tapi jangan jadikan itu alasan untuk terus hanyut dalamnya. Belajarlah untuk menerima bahwa tidak semua hal bisa kamu kendalikan, termasuk notifikasi dan ekspektasi orang lain di dunia maya.
Mulailah hari dengan afirmasi seperti “Saya tidak harus merespons semuanya hari ini” atau “Saya tidak harus selalu update.”
3. Tulis Jurnal Kecemasan
Banyak studi menunjukkan bahwa menulis dapat meredakan emosi negatif. Jika kamu merasa overwhelmed oleh notifikasi atau komentar digital, tuliskan semuanya. Apa yang membuat kamu cemas? Kenapa kamu merasa FOMO?
Dengan begitu, kamu bisa mengeluarkan tekanan emosional yang biasanya hanya berputar di kepala.
4. Batasi Media Sosial dan Screen Time
Atur jadwal kapan kamu boleh membuka media sosial. Gunakan fitur App Timer atau Focus Mode di HP untuk membantumu.
Selain itu, unfollow atau mute akun-akun yang membuat kamu merasa tidak cukup. Pilih konten yang mendukung mentalmu, bukan sebaliknya.
5. Lakukan Aktivitas Peduli Diri (Self-Care) yang Non-Digital
Kadang kita lupa bahwa kebahagiaan tidak harus datang dari layar. Lakukan aktivitas yang membuatmu terhubung kembali dengan dunia nyata.
Misalnya:
-Berolahraga ringan seperti jalan pagi atau yoga
- Membaca buku fisik
- Bermain dengan hewan peliharaan
- Mengobrol langsung dengan teman atau keluarga
- Mendengarkan musik tanpa gangguan HP
Baca juga: Waspada! Google Imbau Jika Dapat Telepon Seperti Ini, Segera Matikan
Saat Notifikasi Tak Lagi Menenangkan, Saatnya Me-Reset Diri
Digital anxiety adalah realita yang dihadapi banyak orang di era modern. Tapi kabar baiknya, kita bisa mengelola dan mengurangi dampaknya. Notifikasi tidak harus selalu jadi pemicu stres. Dengan langkah sadar, kita bisa membuat teknologi kembali menjadi alat bantu, bukan sumber beban.
Jadi, mulai hari ini, yuk sadari cara kita menggunakan HP karena kadang, yang perlu dimatikan bukan hanya notifikasi, tapi ekspektasi yang kita tanam sendiri.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)
Tinggalkan Komentar