Foto: Medsos 'Spill'
Teknologi.id - Alphonzo Terrell dan DeVaris Brown menciptakan Spill, platform percakapan waktu nyata yang mengutamakan budaya, sebagai alternatif Twitter.
Setelah Elon Musk mengambil alih Twitter dan melakukan mass lay off Pada November lalu, Terrell dan Brown memutuskan untuk mengembangkan Spill yang diharapkan bisa rilis dalam enam sampai delapan bulan mendatang.
Baca juga: Tersebar Rumor Twitter Akan Bangkrut, Berikut 2 Cara Unduh Tweet Lawas Kamu!
Berangkat dari keresahan akan diskriminasi terhadap kelompok minoritas yang terjadi pada Twitter, seperti; diabaikan, dicuri, hingga ditolaknya konten yang dibuat oleh people of color serta studi yang menyatakan bahwa tweet orang Afrika-Amerika 1.5 - 2.2 kali lebih mungkin ditandai sebagai ujaran kebencian. Terrell dan Brown ingin menyediakan platform aman untuk kelompok minoritas.
Dalam wawancaranya bersama Tech Crunch, Brown mengatakan "Kami akan lebih berhati-hati dan akurat terhadap hal-hal yang dianggap ofensif, karena sekali lagi, ini adalah pengalaman hidup yang kami pelajari."
And while Spill is for everyone, we are catering to culture drivers who frequently set new trends yet routinely get overlooked and under compensated.
Yes, we mean Black creators, Queer creators, and a variety of influential voices outside the U.S.
(shout to @alamanecer 💅🏽) pic.twitter.com/mmPhY1Pkc0
Memiliki kesamaan dengan Twitter, Spill akan menyertakan news feed dimana pengguna bisa mengunggah 'spill' dan menyelenggarakan acara online dan IRL yang dinamakan 'tea party'.
Selain itu, Spill akan mengedepankan perbedaan budaya dengan menggunakan teknologi blockchain yang secara otomatis akan memberikan kompensasi kepada creator yang kontennya viral.
(cta)
Tinggalkan Komentar