Cara Mengelolanya Jejak Digital untuk Reputasi Pekerja

Muhammad Iqbal Mawardi . April 12, 2021

Foto: EKRUT


Teknologi.id – Digital footprint atau jejak digital adalah sesuatu yang tak bisa dengan mudah dihilangkan dan dapat disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Terlebih dengan adanya media sosial yang berperan besar dalam “menyimpan” jejak tersebut. Fenomena ini harusnya menjadi pelajaran bagi para pekerja agar bijak dengan apa yang ditinggalkan di dunia maya.

Bahkan, menurut FT, digital footprint yang tak terurus bisa memengaruhi reputasi online seorang karyawan perusahaan. Dilansir dari laman Tech Terms, jejak digital atau digital footprint, adalah tapak data yang tertinggal setelah kamu beraktivitas di internet.

Kegiatan seperti mengirim email, mengunjungi sebuah website, hingga posting sesuatu di media sosial sudah cukup untuk meninggalkan digital footprint. Hal satu ini dapat kamu bandingkan dengan wisata ke pantai, di mana kamu sudah pasti akan meninggalkan jejak kaki di pasir.

Pengguna bisa secara aktif mempublikasikan informasi sensitif terkait pekerjaan dan kehidupan mereka dengan membagikannya pada blog pribadi. Atau, pengguna mungkin secara pasif, seringkali tidak sengaja, menyumbangkan metadata mereka pada layanan yang sering digunakan.

Contohnya seperti menyebarkan alamat IP perangkat mereka, menampilkan perilaku penjelajahan di search engine, dan loyalitas pada layanan yang bisa melacak informasi pengguna.

Masalahnya, masih banyak orang yang belum sadar mengenai risiko berbahaya yang bisa hadir dengan meninggalkan informasi sensitif tersebut.

Memangnya, apa saja, sih, bahaya yang dapat ditimbulkan dengan menyisakan digital footprint?

Baca juga: Internet Diawasi Selama 24 Jam, Jangan Langgar Aturan

Digital Exposure

Menyadur Ciso Platform, risiko berbahaya pertama yang dapat ditimbulkan jejak digital adalah digital exposure. Istilah satu ini mengacu pada akses bebas yang didapatkan orang-orang tak bertanggung jawab pada data-datamu. Hal ini bisa menyebabkan kerugian yang cukup parah. Seperti pencurian identitas atau tindakan kriminal lainnya.

Phishing

Risiko berikutnya yang bisa timbul karena tidak berhati-hati dengan digital footprint merupakan kegiatan phishing. Serangan manipulatif ini bisa membahayakan pengguna dengan membobol data-data penting mereka, seperti rekening ATM atau berbagai file berharga di tempat kerja. Biasanya, tindakan kriminal ini bisa terjadi karena penyerang sudah mendapatkan informasi sensitif korban yang tertinggal di internet.

Reputasi Profesional

Tahukah kamu? Bahwa menurut hasil riset Career Builder pada tahun 2017 silam, hampir 70% perusahaan di Amerika Serikat menggunakan media sosial untuk melirik profil pencari kerja?

Di era global ini, rekruter akan memerhatikan pola hidup serta kepribadian kandidat berdasarkan aktivitas mereka di media sosial. Hal ini bisa membahayakan pekerja bila mereka tidak mengelola jejak digital dengan benar.Jika perusahaan menemukan aktivitas yang dirasa kurang sesuai dengan kultur mereka, reputasi profesional si kandidat bisa tercoreng.

(MIM)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar