Bukan Industri, ini Penyumbang Pemanasan Global Terbesar?

Fabian Pratama Kusumah . June 16, 2021

Foto: FairPlanet

Teknologi.id - Gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer menjadi penyebab Bumi menjadi lebih hangat dalam beberapa abad terakhir.

Terdapat berbagai macam gas rumah kaca, salah satunya metana (CH4). Metana adalah gas rumah kaca yang paling melimpah kedua setelah karbon dioksida.

Hasil studi menyebut metana memerangkap panas kira-kira 30 kali lebih banyak daripada karbon dioksida.

Metana di udara di antaranya disumbang oleh sapi. Sapi menghasilkan metana dalam dua cara utama, melalui pencernaannya dan melalui kotorannya.

Melansir lets talk science, metana membentuk sekitar setengah dari total gas rumah kaca yang dikeluarkan sektor itu.

Sapi adalah bagian dari kelompok hewan yang disebut ruminansia. Ruminansia memiliki perut dengan empat ruang yang berbeda. Domba, kambing, dan jerapah juga jenis hewan ruminansia.

Baca juga: Teknologi Belum Sanggup Menantang Jalan Bersalju

Namun, perlu diketahui sapi melepaskan metana terutama melalui sendawa mereka (bersendawa). Sisanya keluar sebagai perut kembung (kentut).

Ada beberapa jenis makanan yang membuat sapi menghasilkan metana lebih banyak. Misalnya, mencerna jerami dan rumput menghasilkan lebih banyak metana daripada jagung.

Para ilmuwan sedang mempelajari alternatif pakan sapi yang dapat menghasilkan lebih sedikit metana.

Misalnya, para ilmuwan mencoba menambahkan rumput laut ke makanan sapi. Mereka berharap rumput laut dapat menghambat enzim tertentu yang terlibat dalam produksi metana.

Berdasarkan prediksi, ada 1,4 miliar sapi yang hidup di Bumi pada awal tahun 2020. Satu ekor sapi diperkirakan mampu menghasilkan 250 hingga 500 liter metana setiap hari.

Melansir CNN Indonesia dari Washington Post, sapi bertanggung jawab atas 62 persen emisi pertanian.

Sehingga, makan daging atau minum susu sapi adalah salah satu langkah paling kuat yang dapat diambil seseorang untuk melindungi planet Bumi.

Baca juga: Beberapa Prediksi Kapan Terjadinya Hari Kiamat Menurut Sains

Mengurangi konsumsi daging sapi memiliki keuntungan yang jauh melampaui pengaruhnya terhadap iklim, kata para ilmuwan.

Mengubah lahan peternakan menjadi hutan juga akan menciptakan habitat baru dan mengurangi dampak pertanian terhadap polusi air.

Mengurangi konsumsi daging sapi juga tidak berarti kita harus meninggalkan daging sapi sepenuhnya.

Selain bagian penting dari warisan budaya masyarakat, daging sapi juga merupakan sumber protein yang penting bagi jutaan orang di tempat-tempat yang kekurangan protein.

Para pendukung pengurangan konsumsi daging mengakui bahwa etika makanan itu rumit dan seringkali bersifat pribadi.

Jika pemakan daging sapi terbesar di dunia membatasi konsumsi mereka hingga setara dengan 1,5 hamburger per minggu (sekitar setengah dari apa yang rata-rata orang di AS makan saat ini).

Ranganathan berkata planet ini dapat mendukung populasi 10 miliar orang tanpa harus mengubah hutan lagi menjadi tanah pertanian.

Pergeseran itu juga akan menghindari sekitar 5,5 miliar ton emisi gas rumah kaca setiap tahun, setara dengan emisi dari dua India.

(fpk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar