Shazam. Foto: Shutterstock/Denys Prykhodov
Teknologi.id - Pernahkah kamu tidak sengaja mendengar lagu yang diputar dan menyukai lagunya, namun tidak mengetahui lagunya? Dengan teknologi identifikasi musik dari Shazam, kamu bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk mencari judul lagu yang sedang diputar.
Aplikasi identifikasi musik merupakan aplikasi yang cukup ajaib, namun di dalamnya ada algoritme canggih yang bisa menemukan lagu-lagu dalam waktu singkat.
Bagaimana cara kerjanya?
Secara singkat, aplikasi identifikasi musik bekerja dengan cara mendeteksi nada pada musik lalu mencocokannya dengan daftar databasenya.
Tidak seperti asisten suara yang bisa mendeteksi 'kata-kata', beberapa pendeteksi musik bisa mengenali instrumen lagu atau versi cover dengan lirik yang dimodifikasi.
Baca juga: 7 Cara Mengatasi Notifikasi Tidak Muncul di HP Android
Hal ini karena aplikasi tersebut tidak hanya menganalisa lirik lagu, namun mencari 'sidik jari' yang unik yang terdapat pada tiap lagu dalam databasenya.
Konsepnya sama seperti pengunci perangkat dengan sidik jari, klip yang berhasil direkam aplikasi Shazam akan berubah menjadi pola data bergaris dan dicocokan dalam database.
Metode ini membawa beberapa permasalahan kecil. Ketika mendengar lagu di publik, akan ada noise dan suara pengganggu dari speaker dan suara sekitar, menyebabkan distorsi pada 'sidik jari' suara yang ditangkap.
Ternyata, aplikasi Shazam sudah ada sejak dulu. Pada tahun 2003, Avery Li-Chun Wang, Co-founder Shazam menyebutkan aplikasinya sudah bisa menangani noise background sehingga tidak mengganggu hasil deteksi lagu.
Informasi audio klip yang ditangkap divisualisasikan dengan grafik 3D yang disebut spectogram. Spectogram merepresentasikan perubahan frekuensi dengan mengukur kekuatan suara dengan amplitudo.
Contoh Spectogram. Foto: Avery Li-Chun Wang/Shazam
Layaknya manusia yang baru bisa mendengar suara pada frekuensi tertentu, aplikasi seperti Shazam mengambil "bagian" konten energi tertinggi pada klip audio. Sidik jari yang tiap lagu yang direkam mengambil titik poin frekuensi tertinggi pada waktu tertentu lalu menandai amplitudo tertinggi pada frekuensi tersebut.
Baca juga: Google Maps Kembali ke Apple Watch Setelah 3 Tahun Pisah
Wang menyebutkan metode ini bisa memisahkan bagian-bagian tidak penting pada klip audio seperti noise background dan merapikan distorsi suara. Klip audio ini lalu diperkecil lagi untuk mempercepat proses pencarian pada database.
Aplikasi semacam Shazam berpengaruh besar pada industri musik. Layanan streaming musik dan stasiun radio menggunakan data tersebut untuk menemukan lagu-lagu apa yang sedang banyak didengarkan oleh publik.
Dengan perkembangan Shazam yang semakin populer, aplikasi-aplikasi kompetitor mulai bermunculan. Salah satunya adalah Soundhound yang mengklaim bisa mengidentifikasi lagu dengan menyanyikannya langsung atau bersenandung dengan hasil yang beragam.
Ada juga aplikasi identifikasi lagu yang terintegrasi dengan aplikasi suara seperti Google Assistant yang mirip dengan sistem Shazam.
(im)
Tinggalkan Komentar