Dapatkah kita mengurangi ketergantungan kita terhadap plastik? Berikut beberapa bahan alternatif pengganti plastik yang sedang dikembangkan!
Karbon Dioksida dan Gula
Karena plastik cenderung dibuat menggunakan bahan bakar fosil, pencarian alternatif adalah bagian dari perjalanan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Saat ini, 4 persen dari produksi minyak global masuk ke dalam plastik, tetapi ilmuwan sedang mengeksplorasi cara-cara untuk menurunkannya menjadi nol. Pengganti berbasis gula dan karbon dioksida untuk polikarbonat plastik (digunakan untuk lensa kacamata, DVD dan rumah kaca) telah dikembangkan oleh tim di University of Bath. Material yang dihasilkan juga transparan, kuat dan dapat terurai.
Agar Agar
Agar atau agar-agar sering digunakan untuk membuat gula-gula di Jepang. AMAM, sebuah desain kolektif interdisipliner yang berbasis di Tokyo. Dalam sebuah proyeknya, AMAM menyarankan bahwa zat agar-agar bisa menjadi alternatif plastik yang layak. Dengan memanaskan agar-agar, menuangkannya ke dalam cetakan dan kemudian membekukannya, tim dapat membuat pilihan produk dan kemasan seperti plastik.
Fungi/Jamur
Sebagian besar tubuh mashroom terdiri dari sejumlah filamen bawah tanah yang disebut mycellium. Dengan menggunakan miselia yang tumbuh di limbah pertanian, sebuah perusahaan di New York, Ecovative Design, menciptakan alternatif plastik baru. Campuran jamur dan sumber makanan mereka dimasukkan ke dalam cetakan dan setelah cetakan tersebut penuh dengan filamen miselia padat, cetakan tersebut kemudian di panaskan untuk membunuh jamur tersebut, meninggalkan produk yang tahan lama dan juga dapat terurai.
Kemasan yang Bisa Dimakan
Kemasan makanan dan minuman akan membutuhkan perbaikan besar jika kita ingin memecahkan masalah plastik. Satu opsi yang layak bisa berupa penggantian kemasan yang bisa dimakan sama seperti produk yang dikandungnya. Contohnya adalah Skipping Rocks Lab 'Oohol', sebuah bola air yang dapat dimakan yang terbuat dari ekstrak rumput laut yang dapat kamu masukkan ke mulutmu. Sementara itu, Departemen Pertanian AS, telah mengembangkan pengganti film plastik tipis yang digunakan dalam kemasan makanan, yang terbuat dari kasein protein susu. Tidak biodegradable (mudah terurai), berkelanjutan dan dapat dimakan, mereka juga jauh lebih baik dalam mencegah pembusukan makanan daripada.
Bulu Ayam
Sejumlah besar bulu diproduksi sebagai produk sampingan dari industri unggas, dan mereka umumnya diperlakukan sebagai limbah. Namun, terlepas dari strukturnya yang lunak dan halus, bulu hampir seluruhnya terdiri dari keratin, protein yang keras juga ditemukan pada kuku dan tanduk binatang. Ini berarti bahwa dalam teori mereka dapat digunakan sebagai pengganti yang kuat secara struktural. Para peneliti di University of Nebraska-Lincoln telah berusaha untuk memanfaatkan potensi ini, dengan menumbuk bulu menjadi bubuk halus, kemudian mencampur dengan bahan kimia untuk membuat molekul keratin.
(nks)
Sumber: Focus Magazine, November 2017.
Baca juga: Unik! Furnitur Ini Terbuat dari Limbah Smartphone.
Tinggalkan Komentar