Foto : its.ac.id
Teknologi.id - Para
mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember
( ITS ) memodifikasi pembuatan lapis aspal beton (laston) untuk menambah kekuatan
jalan aspal. Inovasi produk lapis aus itu juga untuk membuat permukaan jalan
lebih kesat, mengingat sebagian kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kondisi
jalan yang licin.
Ketua tim Reswara 64 Bahrul
Ilmi Mubarak mengatakan ide ini juga didasarkan adanya bahan penyusun aspal yang pada
umumnya dapat menyumbangkan emisi yang cukup besar. "Jadi kami
menginovasikan penggunaan limbah serat kelapa sawit dan lumpur panas Sidoarjo
sebagai bahan tambahan penyusun lapisan aspal," kata Bahrul, Jumat
(1/3/2024).
Bahrul menjelaskan, emisi
yang dihasilkan jalan berbahan aspal dapat berasal dari beberapa tindakan atau
kejadian pada fisik jalan aspal itu sendiri. Contohnya, ketika permukaan jalan
aspal terkena paparan radiasi matahari, yang dapat meningkatkan lonjakan
produksi gas karbon dioksida (CO2) sebanyak tiga kali lipat.
"Proses pemeliharaan
dan perkerasan pada jalan aspal juga turut menyumbang emisi yang cukup
besar," ujar mahasiswa angkatan 2021 tersebut.
Bahrul menjelaskan, inovasi
modifikasi jalan aspal ini dilakukan dengan menambahkan sejumlah bahan yang
dapat meningkatkan kualitas jalan, serta mengurangi emisi yang dihasilkannya.
Bahan pertama merupakan aerogel yang berasal dari sintesis silikon dioksida
(SiO2) hasil ekstraksi lumpur panas Sidoarjo. Aerogel ini memiliki kemampuan
dalam menyerap gas CO2.
BACA JUGA : Usung Green Energy, Prabowo Mau Pakai Tebu dan Singkong Gantikan Bensin
Bahan selanjutnya adalah
besi(III) oksida (Fe2O3) hasil ekstraksi lumpur panas sebagai modifikasi pigmen
aspal. Senyawa ini dinilai dapat menurunkan suhu jalan aspal. Terakhir,
penambahan split mastic dengan aditif serat kelapa sawit untuk meningkatkan
nilai kekesatan jalan dan kemampuan jalan menyerap air.
"Jadi hasil modifikasi
pada lapis aus ini dapat turut berperan meningkatkan umur teknis aspal,"
ucap Bahrul.
Bahrul mengungkapkan, timnya
akan menjalin kerja sama dengan beberapa pihak untuk pengaplikasian inovasi
ini. Di antara dengan Lapindo Brantas Inc untuk penggunaan lumpur panas yang
dibutuhkan.
Selain itu, kerja sama juga
dilakukan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk proses
penelitian lebih lanjut terkait modifikasi aspal. Kerja sama juga dilakukan
dengan PT Sinar Mas Agro untuk pengelolaan limbah serat kelapa sawit.
"Semoga inovasi ini bisa dikembangkan lebih jauh lagi dengan riset mendalam dan peninjauan dari berbagai aspek fungsional," ujar Bahrul.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(aa)
Tinggalkan Komentar