Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak | Photo by Sky News
Teknologi.id - Artificial Intelligence (AI) telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, dan pendidikan bukanlah pengecualian. Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah memperkenalkan perubahan yang signifikan dalam perspektif pendidikan, menghadirkan pengalaman belajar yang baru dan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Melalui aplikasi AI yang inovatif, pendidikan menjadi lebih adaptif, efisien, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peran AI dalam Pendidikan: Mewujudkan Pembelajaran yang Dipersonalisasi
Salah satu peran utama AI dalam pendidikan adalah membawa perubahan pada metode pembelajaran tradisional. Pendidikan tidak lagi terbatas pada kelas yang dikendalikan oleh guru, tetapi telah berkembang menjadi pengalaman belajar yang interaktif dan personal. AI dapat menyediakan solusi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa.
Dengan menggunakan teknologi pembelajaran adaptif, AI dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa secara individu, dan secara otomatis menyediakan materi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman mereka. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri, menghindari kebosanan atau kebingungan, dan meningkatkan motivasi belajar mereka.
Bcaa juga: Era Kecerdasan Buatan: Semua yang Perlu Kamu Tahu tentang AI
Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak mengungkapkan keyakinannya bahwa AI dapat memberikan "pembelajaran yang dipersonalisasi" kepada siswa di sekolah. Pada acara London Tech Week, Sunak menyatakan bahwa pendidikan adalah salah satu layanan publik yang paling menarik potensi transformasi dari AI. Ia percaya bahwa AI dapat "mengurangi beban kerja para guru" dengan membantu perencanaan pelajaran dan penilaian.
Potensi AI untuk menyediakan "pembelajaran yang dipersonalisasi untuk setiap individu" sangatlah kuat. Sunak membandingkannya dengan kehadiran seorang tutor yang dapat memberikan perhatian khusus kepada setiap siswa. Hal ini memberikan peluang bagi setiap siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar mereka masing-masing.
Tantangan AI bagi Sekolah dan Universitas
Namun, perkembangan AI yang cepat juga menimbulkan tantangan bagi sekolah dan universitas dalam mengelola dan mengadaptasi diri terhadap teknologi ini. Para kepala sekolah baru-baru ini mengingatkan bahwa sistem bahasa besar seperti ChatGPT dari OpenAI dan Bard dari Google sedang berkembang "terlalu cepat" dan pedoman tentang bagaimana kelas harus beradaptasi belum dapat mengikutinya.
Model-model ini dilatih dengan menggunakan jumlah data yang besar sehingga mampu memahami dan merespons permintaan dengan baik. Mereka dapat menghasilkan berbagai tulisan mulai dari esai yang meyakinkan hingga pidato. Beberapa sekolah dan universitas di negara lain bahkan sudah melarang penggunaannya.
Pemerintah, di bawah kepemimpinan Sunak, ingin memanfaatkan potensi AI ini untuk mereformasi layanan publik secara keseluruhan. Menurutnya, AI dapat membantu mencapai "hal yang paling diinginkan dalam reformasi layanan publik."
AI Merevolusi Sektor Kesehatan
Pada acara London Tech Week, Sunak mengungkapkan bahwa AI juga dapat merevolusi sektor kesehatan, seperti dalam penemuan obat baru, membantu dokter melakukan operasi dengan lebih akurat dan cepat, serta mendeteksi kanker lebih awal daripada sebelumnya.
Tidak hanya dalam sektor kesehatan, AI juga memiliki potensi yang luas dalam berbagai sektor ekonomi. Sunak meyakini bahwa "setiap pekerjaan pada dasarnya akan memiliki AI sebagai copilot." Ia ingin menjadikan Inggris sebagai pusat pengembangan AI yang global dan juga dalam hal regulasi. Belakangan ini, Sunak telah bertemu dengan para bos dari raksasa teknologi seperti OpenAI dan Alphabet, perusahaan induk Google, untuk membahas ledakan adopsi AI di seluruh sektor ekonomi.
Baca juga: Dampak AI dalam Dunia Kesehatan
Sebagai langkah awal, pemerintah mengumumkan bahwa Britania Raya akan menjadi tuan rumah sebuah pertemuan global pada musim gugur untuk membahas "payung hukum" yang akan mengurangi risiko masa depan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi ini. Sunak bahkan menyamakan pertemuan tersebut dengan Konferensi Iklim COP.
Pendekatan yang tepat dalam menghadapi AI dalam pendidikan adalah dengan memanfaatkan kekuatan teknologi ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memenuhi kebutuhan masing-masing siswa. Pembelajaran yang dipersonalisasi dapat membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara maksimal, sementara guru dapat menggunakan AI untuk mendukung tugas-tugas administratif dan fokus pada interaksi langsung dengan siswa.
Pada akhirnya, AI memiliki potensi yang luar biasa dalam mendukung pendidikan yang lebih adaptif dan personal. Namun, tantangan yang muncul seperti adaptasi kurikulum, keamanan data, dan regulasi perlu ditangani secara hati-hati untuk memastikan implementasi yang sukses. Dengan pendekatan yang bijaksana dan komitmen pemerintah, AI dapat membawa perubahan positif dalam pendidikan dan menciptakan kesempatan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(law)
Tinggalkan Komentar