Mengapa Kita Mengingat Beberapa Hal, Namun Melupakan yang Lain?

THOYYIB HASONANGAN. S . April 23, 2024

Foto : discover.hubpages.com

Teknologi.id - Memori, merupakan aspek kompleks dari pikiran manusia yang tidak boleh dianggap remeh. Sebaliknya, memori adalah sebuah proses yang rumit namun menarik untuk dieksplorasi. Emosi, ternyata, memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk memori kita. Emosi tidak hanya sekadar perasaan subjektif, melainkan juga menjadi faktor kunci dalam membentuk dan menyimpan kenangan, meninggalkan beberapa jejak yang tak terhapuskan sementara yang lain terlupakan.

BACA JUGA : Fenomena Otak Popcorn, Bahaya atau Tidak?

Pertama-tama, emosi memengaruhi perhatian kita. Ketika kita mengalami kejutan atau terharu, semua perhatian kita tertuju pada momen tersebut. Hal ini karena emosi membantu kita untuk lebih peka terhadap hal-hal yang memiliki signifikansi penting bagi kita. Dalam hal ini, emosi berfungsi seperti filter yang memprioritaskan momen-momen penting dalam hidup kita untuk diingat.

Selanjutnya, emosi juga memengaruhi konsolidasi memori. Tidak semua informasi yang kita serap akan menjadi kenangan jangka panjang. Namun, momen-momen yang memiliki muatan emosional yang kuat akan tertanam dalam ingatan kita dengan kekokohan yang sulit tergantikan. Baik itu kenangan bahagia ataupun tragis, semuanya membentuk bagian dari kisah hidup kita yang tak terlupakan.

Ingatan kita juga dipengaruhi oleh emosi saat kita berusaha mengingat sesuatu. Momen-momen yang memiliki muatan emosional, seperti kebahagiaan atau kesedihan, cenderung lebih mudah diingat daripada yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu, kata-kata yang menyakitkan atau kebahagiaan yang tak terlupakan akan selalu membekas di dalam ingatan kita.

Selain itu, emosi juga memiliki pengaruh dalam proses priming. Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali diingatkan pada kenangan masa lalu oleh rangsangan lingkungan yang kita temui. Hal ini terjadi secara tidak sadar dan membantu kita untuk terhubung dengan pengalaman-pengalaman yang pernah kita alami sebelumnya.

Mood memory juga memainkan peran penting. Ketika kita dalam suasana hati yang positif, kita cenderung mengingat momen-momen menyenangkan, sementara ketika sedang sedih, kita lebih cenderung mengingat momen-momen yang menyedihkan. Ini menunjukkan bahwa emosi kita saat ini dapat memengaruhi ingatan kita terhadap masa lalu.

Namun, tidak semua pengalaman emosional berdampak positif terhadap memori. Stres, misalnya, dapat mengganggu kinerja kognitif kita, menyebabkan gangguan ingatan dan kebingungan saat berada dalam situasi yang menekan. Ini juga dikenal sebagai Hukum Yerkes-Dodson, yang menyoroti hubungan yang kompleks antara tingkat kecemasan dan performa kognitif kita.

Selain itu, ada juga fenomena yang disebut sebagai duration neglect. Fenomena ini menjelaskan mengapa kita lebih cenderung mengingat momen-momen puncak dan akhir suatu pengalaman daripada durasinya secara keseluruhan. Dengan kata lain, momen-momen penting ini lebih berkesan dan meninggalkan kesan yang lebih mendalam dalam ingatan kita.

Kesimpulannya, emosi memainkan peran yang sangat signifikan dalam membentuk memori kita. Dengan memahami interaksi kompleks antara emosi dan memori, kita dapat lebih menghargai bagaimana pengalaman-pengalaman masa lalu membentuk persepsi kita terhadap dunia saat ini. Oleh karena itu, mari terus menjalin hubungan yang sehat dengan emosi kita, karena dari situlah cerita hidup kita mulai terbentuk!


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(TH)


author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar