Banyak jalan menuju Roma, begitupun dengan cara untuk mendapatkan aset kripto. Selain dengan membeli di platform crypto exchange, aset kripto juga dapat dimiliki dengan proses mining. Penambangan atau mining aset kripto adalah proses memecahkan masalah matematika yang kompleks. Setiap penambang (miner) yang berhasil memecahkan kode kriptografi matematika terlebih dahulu dapat menambahkan blok berikutnya ke blockchain. Dalam pekerjaannya, seorang miner akan dihargai dengan aset kripto. Imbalan ini mengkompensasi miner untuk mengamankan jaringan, memverifikasi transaksi, dan menambahkan blok pada blockchain. Proses mining Ethereum, misalnya, saat ini memberikan hadiah senilai 2 ETH per blok ditambah semua biaya prioritas yang terkandung dalam blok. Bila mengacu ke harga terkini, imbalan 2 ETH tersebut dapat bernilai Rp32 juta. Sebuah blok baru ditambahkan ke blockchain rata-rata setiap 15 detik. Meski dapat menghasilkan imbalan yang besar, proses mining aset kripto tidak dapat dilaksanakan secara sembarangan, terlebih di tengah kondisi pasar yang tidak menentu seperti saat ini. Pada acara “Ada Apa dengan Kripto?” yang diselenggarakan Zipmex, Desi Indarti selaku Founder I-Crypto Mining membagikan pengalaman dan tips berbisnis di industri crypto mining. “Banyak orang yang menyangka bahwa menambang aset kripto merupakan jalur cepat untuk menjadi kaya raya, padahal, menambang aset kripto membutuhkan persiapan yang matang,” ungkap Desi. Apa saja persiapan tersebut? Berikut tips menjalankan penambangan aset kripto dari Desi Indarti: Pelajari aset kripto secara mendalam Siapkan modal dari uang dingin Subsidi silang mining aset kripto dengan bisnis konvensional Demikian penjelasan mengenai tips dan risiko mining aset kripto yang disampaikan oleh Desi Indarti dari i-Crypto Mining di acara “Zipmex Live: Ada Apa dengan Kripto?”. Zipmex Live adalah sesi edukasi rutin yang diadakan oleh Zipmex Indonesia. Acara yang disiarkan langsung secara daring ini bertujuan untuk memberikan informasi terkini mengenai sentimen pasar aset kripto sekaligus menjadi sarana berdiskusi antara crypto enthusiast. Zipmex Live dapat diakses melalui akun Instagram dan kanal YouTube Zipmex Indonesia. ****DISCLAIMER**** Artikel ini merupakan media edukasi dan informasi. Zipmex Indonesia tidak memberikan nasihat keuangan. Pembaca diharapkan telah melakukan riset dan analisis secara mandiri sebelum membeli atau menjual aset kripto. Zipmex Indonesia tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Sebelum memulai proses mining, miner harus terlebih dahulu memahami fundamental mengenai cara kerja, road map, dan utilitas aset kripto tersebut. Setelah memahami pun, miner harus senantiasa mencari tahu informasi terbaru dan perkembangan terkini di dunia aset kripto.
Desi menjelaskan, “Membangun infrastruktur untuk crypto mining tidak murah, saat ini harganya berada di kisaran 50 hingga 128 juta Rupiah. Namun, membeli perangkat termahal saja tidak cukup. Sebagai miner, kita juga membutuhkan pengalaman serta kemampuan analisis teknikal dan analisis bisnis agar mining farm yang kita miliki dapat berjalan secara efisien dan efektif. Jika kita malas belajar, bukan tidak mungkin modal yang telah kita keluarkan tidak kunjung memberikan hasil yang sepadan.”
Pasar aset kripto memiliki volatilitas yang tinggi. Ketika harga aset kripto jatuh, menambang aset kripto justru bisa menghasilkan kerugian. Pasalnya, menambang aset kripto membutuhkan investasi yang tidak murah serta memakan biaya listrik yang besar.
“Saya mengalami kerugian yang cukup besar ketika pasar aset kripto terkoreksi di tahun 2018, namun saya berhasil bertahan hingga saat ini berkat dukungan dari komunitas dan keyakinan yang tinggi terhadap potensi blockchain dan aset kripto. Selain itu, saya membangun infrastruktur mining farm saya dengan uang dingin, bukan dari pinjaman atau pun dana darurat, sehingga kerugian yang saya alami tidak berdampak buruk ke orang lain,” jelas Desi.
Selain menggunakan uang dingin, Desi juga menyampaikan pentingnya memitigasi risiko. Desi membeberkan bahwa bisnis crypto mining yang ia jalani saat ini juga ditopang oleh bisnis lainnya yang bergerak di bidang konvensional, sehingga keduanya bisa saling memberikan subsidi silang ketika salah satunya sedang mengalami kendala. Selain itu, Desi juga memitigasi risiko kerugian dengan memperjualbelikan aset kripto yang ia dapatkan dari mining ke aset kripto lain.
“Pada dasarnya, bisnis dan investasi apa pun memiliki risikonya masing-masing. Untuk itu, penting bagi kita untuk berhati-hati dalam mengelola alokasi dana yang kita miliki,” tutup Desi.
Tinggalkan Komentar