Teknologi.id - OpenAI kembali mencuri perhatian global setelah merilis ChatGPT Atlas, browser baru dengan teknologi AI yang digadang-gadang akan mengubah cara pengguna berinteraksi di dunia maya. Dalam waktu kurang dari 24 jam sejak pengumumannya, nilai pasar Alphabet Inc., induk perusahaan Google, terjun bebas hingga 150 miliar dolar AS.
Pasar saham mulai bergejolak ketika Sam Altman, CEO OpenAI, menegaskan bahwa kehadiran ChatGPT Atlas merupakan “peluang langka yang muncul sekali dalam sepuluh tahun untuk mendefinisikan kembali apa itu browser.” Kalimat singkat itu seolah menjadi pernyataan perang terhadap Google Chrome, yang selama ini memimpin industri peramban di seluruh dunia.
Baca juga: OpenAI Luncurkan ChatGPT Atlas: Browser AI Canggih Pengganti Google Chrome?
Kalimat yang Mengubah Arah Pasar
Dilansir dari Times of India, pernyataan singkat Altman disampaikan dalam siaran langsung peluncuran ChatGPT Atlas yang diikuti jutaan penonton. Ia menyebut bahwa Atlas bukan sekadar pesaing baru Chrome, melainkan “revolusi dalam menjelajahi web.”
Tak lama setelah acara itu, saham Alphabet langsung merosot hingga 4,8%, sebelum menutup hari dengan penurunan 2,4% di level USD 250,46. Reaksi pasar ini menjadi salah satu yang paling signifikan terhadap peluncuran produk teknologi dalam beberapa tahun terakhir.
Investor menilai bahwa langkah OpenAI berpotensi mengubah model bisnis Google secara fundamental. Selama bertahun-tahun, pendapatan terbesar Google berasal dari iklan di hasil pencarian. Namun dengan munculnya browser AI seperti Atlas, pengguna bisa langsung mendapatkan jawaban dari ChatGPT tanpa perlu membuka laman pencarian—dan tanpa melihat iklan Google.
ChatGPT Atlas: Browser Masa Depan yang “Berpikir” Sendiri
ChatGPT Atlas dibangun di atas Chromium, fondasi yang juga digunakan oleh Google Chrome. Namun perbedaannya terletak pada integrasi AI yang menyeluruh. Browser ini menempatkan ChatGPT di jantung setiap halaman, memungkinkan pengguna berinteraksi langsung tanpa berpindah tab atau menyalin teks.
Salah satu fitur utama yang menjadi sorotan adalah “Agent Mode”. Dalam mode ini, AI dapat mengambil kendali penuh atas kursor dan papan ketik pengguna untuk menjalankan berbagai tugas rumit, mulai dari memesan tiket perjalanan, mencari produk terbaik, hingga menyusun dokumen kerja.
Fitur canggih ini hanya tersedia untuk pengguna ChatGPT Plus dan Pro, sementara pengguna versi gratis tetap bisa menggunakan fungsi dasar browser. Atlas saat ini telah diluncurkan untuk macOS, dengan versi Windows dan mobile yang segera menyusul.
Baca juga: Google Rilis Fitur Recovery Contacts: Pulihkan Akun dengan Bantuan Orang Terpercaya
Google Mulai Merasakan Tekanan dari OpenAI
Peluncuran ChatGPT Atlas memberi sinyal bahaya bagi Google. Mesin pencari yang selama bertahun-tahun menjadi raksasa iklan digital kini menghadapi tantangan baru dari AI yang mampu menyajikan jawaban instan tanpa menampilkan hasil pencarian.
Dengan dukungan lebih dari 800 juta pengguna ChatGPT setiap minggu, OpenAI memiliki modal kuat untuk menggiring pengguna internet berpindah ke Atlas. Jika tren ini terus menguat, kekuasaan Google di dunia browser dan pencarian online bisa perlahan terkikis.
Google memang berusaha melawan dengan mengintegrasikan Gemini AI ke dalam Chrome dan Search. Namun langkah tersebut dinilai masih bersifat defensif dan belum mampu menandingi strategi inovatif yang dilakukan OpenAI.
(fs)

Tinggalkan Komentar