Foto: Capitalwatch
Teknologi.id - Seperti diberitakan sebelumnya, pada akhir masa pemerintahan, Presiden AS Donald Trump, melalui Departemen Pertahanan AS memasukkan Xiaomi ke dalam daftar hitam (blacklist) perusahaan yang dilarang untuk mendapatkan investasi dari investor asal AS.
Investor yang terlanjur menanamkan uangnya diminta segera menariknya dengan deadline yang ditetapkan. Sebagai informasi, larangan ini akan efektif pada 15 Maret mendatang.
Hal itu dilakukan lantaran Trump menganggap Xiaomi sebagai "perusahaan militer milik komunis China" alias CCMC.
Baca juga: Bongkar Semua Aktivitas Pacar di Internet dengan Cara Ini!
Xiaomi pun langsung menggugat ke pengadilan AS karena menilai tindakan itu tidak berdasarkan hukum dan tidak konstitusional. Perusahaan membantah dikendalikan oleh militer China.
Namun, kini Xiaomi tampaknya bisa merasa lega. Sebab, pengadilan federal AS baru saja menunda pelarangan tersebut. Pasalnya Hakim Rudolph Contreras dalam keputusannya menyatakan bahwa Departemen Pertahanan AS tidak mampu menunjukkan bukti atau argumen yang memadai bahwa Xiaomi benar-benar merupakan ancaman keamanan nasional bagi AS.
Sebelumnya pada Senin, (8/3/2021), Wall Street Journal melaporkan alasan sebenarnya di balik pencekalan Xiaomi. Ada dokumen mengatakan Xiaomi dicekal karena penghargaan yang diterima pendiri dan CEO-nya Lei Jun dari pemerintah China.
Baca juga: Cara Mengatasi Filter Instagram Tidak Muncul atau Lemot
Pada tahun 2019, Lei Jun menjadi satu dari 100 eksekutif di China yang menerima penghargaan 'Pembangun Sosialisme Luar Biasa dengan Karakteristik China'. Penghargaan tersebut diberikan oleh Kementerian Industri dan Informasi Teknologi China (MIIT).
Xiaomi juga mempromosikan penghargaan yang diterima Lei Jun lewat halaman biografinya di situs resmi Xiaomi dan di laporan keuangan tahunannya.
Dokumen ini juga menyebutkan investasi Xiaomi di bidang teknologi termasuk 5G dan kecerdasan buatan. Departemen Pertahanan AS mengatakan MIIT adalah badan pemerintah yang mengatur 'fusi sipil-militer' China.
Di bawah program ini, China bekerja sama dengan bisnis swasta untuk menciptakan teknologi yang bisa digunakan oleh militer. Xiaomi pun kena getahnya.
(dwk)
Tinggalkan Komentar